Senin, 01 Agustus 2016

Baby Blues Bisa Jadi Penyebab ASI Tak Lancar

Bestprofit


PT Bestprofit Futures - Jakarta, Menyusui adalah upaya ibu untuk memberi asupan nutrisi pada anaknya. Namun, dalam hal ini tidak semua ibu bisa lancar memberikan ASI pada anaknya. Menurut Pakar Gizi Anak, dr Yoga Devaera Sp.AK, hal ini memang biasa terjadi pada ibu.

"ASI yang tidak keluar itu tergantung pada kondisi sang ibu dan bagaimana ia menghadapinya. Kondisi tersebut juga merupakan proses adaptasi sang ibu,"

Salah satu pemicu tidak keluarnya ASI, ialah kondisi Baby Blues. Baby Blues adalah kondisi perubahan psikologis ibu usai melahirkan yang menyebabkan dirinya merasa cemas, sedih, dan mudah marah. Terkait hal ini, Yoga pun menuturkan bahwa kemungkinan kondisi baby blues atau stres pasca melahirkan berdampak pada produksi air susu ibu (ASI) yang tidak lancar.

"Baby blues itu ada tingkatannya,  yang paling parah adalah depresi. Kalau sampai sang ibu berada di titik itu, dia tak bisa menyusui. Tetapi, kalau belum sampai sana kondisinya, mereka bisa dimotivasi dan dapat support dari lingkungannya, sehingga masih bisa menyusui," katanya.

Tidak Keluarnya ASI Bisa Jadi Penyebab Baby Blues

Yoga menambahkan, hubungan antara baby blues dan menyusui bukan hanya berjalan satu arah. Bukan cuma baby blues yang menyebabkan ASI ibu tak keluar, tapi juga sebaliknya. Artinya, saat ibu tidak dapat mengeluarkan ASI, ia berisiko mengalami baby blues.

“Beberapa ibu yang menyusui beberapa memang lebih mudah depresi. Tapi tidak semuanya akan menjadi baby blues. Bisa jadi karena sejak awal si ibu memang punya psikologi yang mudah stres," ujarnya.

Oleh karenanya agar sang Ibu dapat menyusui secara nyaman, ia menganjurkan sejak awal kehamilan para ibu dapat memperkaya pengetahuannya. Dia juga harus mendapatkan dukungan dari lingkungan sekitar

"Misal kalau dia kerja, dia harus tahu cuti kapan, bagaimana nanti saat menyusuinya. Kemudian ada support sistem, misal sistem kesehatan, dari dokternya, lingkungan terdekat memotivasi, serta adanya fasilitas menyusui saat bekerja," tutur Yoga.

Hari ASI Sedunia

Setiap tahunnya, pada 1-7 Agustus diperingati sebagai Hari ASI Sedunia, yang mana untuk meningkatkan kesadaran tentang manfaat menyusui dan kebutuhan untuk dukungan global.

Melansir Postguam, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa menyusui memberikan kontribusi pertumbuhan normal dan perkembangan pada bayi atau anak-anak. Anak yang tidak diberi ASI cenderung memiliki risiko morbiditas bayi dan kematian, obesitas, diabetes, penyakit jantung, osteoporosis, dan kanker payudara premenopause dan kanker ovarium (baik ibu dan bayi) yang lebih tinggi.

Organisasi Kesehatan Dunia pun merekomendasikan pemberian ASI eksklusif untuk enam bulan pertama memberi manfaat untuk kehidupan bayi. Selanjutnya menyusui sendiri dapat dilanjutkan sampai usia dua tahun, atau lebih bergantung sang ibu dan anak.

Menambahkan perihal ini, Yoga pun menyatakan bahwa menyusui dapat mempengaruhi hubungan antara ibu dan anak.

"Dengan menyusui diharapkan akan terbentuk ikatan ibu dan anak yang lebih baik,” ucapnya.

(cc, Bestprofit)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar