Minggu, 04 Juni 2017

Belajar dari Indonesia, Filipina Kembangkan Bank Syariah

Indonesia juga sudah mengembangkan islamic banking | Best profit
Best profit

Ia menambahkan, dampak dari masalah di Malawi sangat kecil. Dengan begitu, sebenarnya tidak terlalu mengganggu kinerja perbankan di Filipina. Amando menuturkan, ada beberapa alasan yang melarbelakangi penandatanganan perjanjian kerja sama Filipina dengan Indonesia. Di antara bank dari kedua akan saling membantu kemajuan di antara negara. "Saya sangat percaya diri karena benefitnya bersih dan potensialnya besar," tambahnya. 

Berdasarkan data OJK, sektor perbankan Indonesia dengan Filipina memiliki beberapa kemiripan indikator keuangan. Di antaranya rasio kredit domestik terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) berada di kisaran 33,8 persen dan 43,6 persen pada 2016 didukung permodalan kuat. Kini, volume perdagangan Indonesia serta Filipina masih di bawah nilai perdagangan Indonesia ke negara lain. Pada 2016, ekspor Indonesia kurang dari empat persen total ekspor Indonesia, lalu impor Indonesia dari Filipina kurang dari satu persen total impor Indonesia. "Diharapkan setelah adanya penandatanganan kerja sama ini, bisa meningkatkan ekspor impor juga," tutur Amando.

Bank Sentral Filipina Bangko Sentral ng Pilipinas mengaku tengah mengembangkan bank syariah atau islamic banking di negaranya. Maka BSP mengatakan dapat belajar dari Indonesia. "Indonesia juga sudah mengembangkan islamic banking, jadi kita bisa mengambil manfaat dari pengalaman Indonesia tersebut," ujar Gubernur BSP Amando M Tetangco Jr kepada wartawan, Ahad (4/6).
Ia menuturkan, Presiden Filipina juga telah mengumumkan untuk mencari solusi atas masalah di negara bagian Filipina Malawi supaya tidak mengganggu perkembangan perbankan di negara tersebut.

Bank Mandiri Jajaki Ekspansi ke Filipina | Best profit

Berdasar data OJK, sektor perbankan Indonesia dengan Filipina memiliki beberapa kemiripan.
Antara lain, rasio kredit domestik terhadap produk domestik bruto (PDB) sebesar 33,8 persen dan 43,6 persen pada 2016 yang didukung permodalan kuat. Kini, volume perdagangan Indonesia serta Filipina masih di bawah nilai perdagangan Indonesia ke negara lain.Pada 2016 ekspor Indonesia kurang dari empat persen total ekspor Indonesia.Sedangkan impor Indonesia dari Filipina kurang dari satu persen total impor Indonesia.    Penandatanganan LoI juga sekaligus memenuhi asas resiprokal yang merupakan perlindungan terhadap perbankan domestik.Asas tersebut mengharuskan sebuah negara lebih dulu membuka lebar perizinan perbankan untuk perbankan Indonesia sebelum bank dari negara mereka berekspansi ke Indonesia.

Izin pembukaan cabang bank di Asia Tenggara yang saling terbuka diharapkan mampu mendongkrak kinerja sektor riil.Salah satunya adalah melancarkan aktivitas ekspor impor.Hal itu pula yang diinginkan dari perjanjian kerja sama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dengan Bangko Sentral ng Pilipinas (BSP).”Terpenting sekarang kami fasilitasi kehadiran lembaga keuangannya. Dengan demikian, itu akan mempercepat (ekspor-impor),’’ kata Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D. Hadad setelah penandatanganan letter of intent (LoI) di Hotel Fairmont, Jakarta, Minggu (4/6).

Selama ini, tutur Muliaman, interaksi ekonomi antara Indonesia dan Filipina sudah banyak terjadi.
Dia mencontohkan wilayah Sulawesi Utara dan kawasan utara Filipina yang telah lama memiliki sejarah hubungan ekonomi.Hal itu pula yang menjadi latar belakang bagi dua pihak untuk dapat memperkuat kerja sama di sektor perbankan.Harapannya, bisa menjadi potensi yang baik dan membawa sejumlah keuntungan bagi dua negara.’’Dan saya kira ini perlu difasilitasi dengan kehadiran lembaga keuangan,’’ tutur Muliaman.

Investasi ASEAN Harus Difasilitasi Lembaga Keuangan | Best profit

Saat ini, lanjut Muliaman, pihaknya tengah melakukan tindak lanjut kerjasama dengan Bank Sentral Thailand dan juga Bank Sentral Malaysia. "Seperti tadi saya sampaikan, kita saat ini sedang finalisasi negosiasi dengan Bank of Thailand. Dengan Bank of Malaysia sudah lebih jauh karena sudah MoU dan sudah disepakati," katanya.

Otoritas Jasa Keuangan dan Banco Sentral ng Pilipinas (Bank Sentral Filipina) telah melangsungkan penandatanganan kerjasama Letter of Intent. Kerjasama ini merupakan awal perjanjian bilateral sebagai implementasi ASEAN Banking Integration Framework (ABIF). Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D Hadad menyatakan, ke depannya OJK akan terus berupaya mendorong kerjasama dengan bank sentral dari negara lainnya, terutama ASEAN.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar