Senin, 05 Juni 2017

Wih, Data Ekonomi Jadi Pendorong Kenaikan IHSG

Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) | Bestprofit

Best profit

Belum lama ini, Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Tito Sulistio menyatakan, ada dua hal yang menyebabkan sentimen S&P belum optimal mendongkrak IHSG. Pertama momentum menjelang Lebaran dan kedua pemangkasan rating China oleh Moody’s. “Selama Ramadan dan mendekati Lebaran, masyarakat cenderung menarik uang. Ini berpotensi membuat volume transaksi di pasar modal menurun. Tapi di sisi lain, saat banyak orang memegang cash, permintaan barang konsumsi bisa meningkat,” kata Tito. Hingga akhir pekan lalu, nilai kapitalisasi pasar BEI tumbuh 0,45% menjadi Rp6.255,17 triliun dari Rp6.226,81 triliun di pekan sebelumnya. Rata-rata volume transaksi perdagangan saham harianIHSGdisepanjangpekankemarinmengalami kenaikan signifikan sebesar 87,26% menjadi 17,79 miliar unit saham dari 9,50 miliar unit saham pada penutupan perdagangan akhir pekan lalu. Sejumlah analis berharap, pergerakan IHSG pada Juni 2017 ini akan lebih baik dibandingkan Mei 2017 yang secara bulanan hanya menguat tipis 0,93%.

Menurut Reza Priyambada, sejumlah tantangan yang akan dihadapi indeks di bulan Juni ialah lebih banyak dari global yang dapat berpengaruh pada kondisi internal. “Sebut saja, kondisi politik di Eropa, setelah Prancis, kini giliran Italia dan Inggris yang akan menghadapi pemilu. Kondisi ini dapat berpengaruh pada kondisi euro sehingga juga dapat berimbas pada pergerakan rupiah,” ungkap Reza. Selain itu, kondisi IHSG akan dipengaruhi oleh berita-berita yang umumnya akan dirilis seperti berita harian emiten terkait company update, aksi korporasi, maupun berita industri yang berpengaruh pada emiten tersebut. Ada juga rilis data-data makro-ekonomi yang akan mempengaruhi jalannya indeks serta rupiah. “Di sisi lain, tetap cermati berbagai sentimen yang dapat menghalangi potensi pembalikan arah menguatnya laju IHSG dan rupiah,” katanya. Dihubungi terpisah, VP of Research Department Indosurya Mandiri Sekuritas William Surya Wijaya menjelaskan, pada pekan ini perjalanan IHSG terlihat masih cukup kuat untuk melanjutkan kenaikan hingga menembus resistance level dan kembali mencetak rekor barunya.

 “Namun gejolak harga komoditas masih terus membayangi serta memberikan pengaruh terhadap pola pergerakan IHSG saat ini,” kata William. Sedangkan fundamental perekonomian nasional, masih menjadi penopang yang cukup kuat. Sehingga tingkat kepercayaan investor masih cukup tinggi terhadap pasar modal di Indonesia. Untuk awal pekan ini, kata William, indeks berpotensi menguat di kisaran 5.686 hingga 5.797.Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pekan ini diprediksi mengalami kenaikan seiring keluarnya data ekonomi yang positif.Salah satunya laju inflasi pada Mei 2017 sebesar 0,39% yang mencerminkan kondisi perekonomian Indonesia masih stabil. Kepala Riset Reliance Sekuritas Robertus Yanuar Hardy mengatakan, inflasi pada Mei yang lebih tinggi dari April 2017 yakni sebesar 0,09%, sudah sesuai dengan prediksi Bank Indonesia (BI) yaitu sebesar 0,37%. Inflasi sebesar 0,39% akan menambah optimisme investor atas investasi di Indonesia.

Pasalnya, angka inflasi ini mencerminkan kondisi perekonomian Indonesia yang stabil.“Investor akan lebih optimistis karena inflasi masih di bawah 4,5% dan inflasi di Mei masih dalam target kisaran pemerintah,” kata Yanuar saat dihubungi di Jakarta. Selain itu, menurut Yanuar, posisi inflasi yang sesuai dengan prediksi pemerintah akan membawa katalis positif bagi perekonomian Indonesia. Kondisi ini menunjukkan kemampuan pemerintah dalam menjaga stabilitas ekonomi Indonesia. Sehingga BI bisa mempertahankan suku bunga 7 Day RR Rate pada 4,75%. Analis Senior Binaartha Sekuritas Reza Priyambada menambahkan asumsi rilis data-data ekonomi di awal pekan ini dapat menjadi sentimen positif untuk membuat IHSG kembali bertahan di zona hijaunya.

Riset Saham First Asia Capital: Musim bagi Dividen, IHSG Bakal Menguat | Bestprofit

Sementara itu, pada perdagangan akhir pekan lalu, IHSG bergerak konsolidasi dalam rentang terbatas 26 poin, berhasil ditutup menguat tipis 4,29 poin (0,07%) di level 5.742,446. Penguatan tertahan di resisten 5750 dengan support sederhana di 5730. Penguatan IHSG terutama ditopang aksi beli atas saham unggulan di sektor otomotif dan perbankan. Sedangkan saham sektor perdagangan, tambang dan perkebunan tertekan menyusul pergerakan harga komoditasnya yang melemah.

Selama sepekan IHSG berhasil menguat 0,45% setelah pekan sebelumnya terkoreksi 1,3%. "Penguatan IHSG pekan kemarin sejalan dengan tren bullish pasar saham global dan kawasan Asia, " tambahnya. Adapun saham-saham yang menjadi rekomendasi First Asia Capital antaranya, TLKM, INDF, ICBP, UNVR, BDMN, ITMG, GJTL, CTRA, BISI, AKRA.

Pada perdagangan awal pekan ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan menguat dalam rentang yang terbatas. IHSG bergerak di level support 5.700 hingga 5.780. Analis First Asia Capital David Sutyanto mengatakan, dukungan penguatan Rupiah terhadap dolar AS membuka peluang IHSG untuk melanjutkan tren penguatannya. Serta adanya dukungan sejumlah isu individual positif."Seperti rencana pembagian dividen sejumlah emiten sektoral yang bergerak di bidang konsumsi," ujarnya dalam risetnya, Jakarta, Senin (5/6/2017).

IHSG bergerak liar mencerna teror London | Bestprofit

Direktur Investa Saran Mandiri Hans Kwee juga memprediksi rapat The Fed akan membawa indeks bergerak konsolidasi. Meski begitu, indeks masih memiliki kecenderungan untuk bergerak menguat.Di sisi lain, pasar di Asia turun ke awal yang beragam pada hari Senin pagi menyusul sebuah serangan di pusat kota London pada akhir pekan kemarin .Indeks Nikkei 225 turun 0,24% pada awal perdagangan, sementara indeks Kospi Korea Selatan naik 0,04%.Indeks ASX 200 turun 0,19%, sebagian besar didorong oleh sub-indeks keuangan dan material yang masing-masing turun masing-masing 0,51% dan 0,39%. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak liar di tengah beragamnya wajah bursa Asia pasca teror London, Senin (5/6).

Mengacu data RTI, indeks dibuka naik 0,05% ke level 5.747,399 pada pukul 09.12 WIB.Tercatat 120 saham bergerak naik, 59 saham bergerak turun, 99 saham stagnan. Volume perdagangan sekitar 737 juta lot saham dengan nilai transaksi mencapai Rp 328 miliar.Lima indeks sektoral menopang IHSG. Sektor pertambangan memimpin penguatan 0,75%. Sedangkan sektor aneka industri paling dalam penurunan 0,56%.Melanjutkan tren menanjak pada pekan lalu, IHSG di awal pekan ini diprediksi kembali menguat. Selama sepekan terakhir, IHSG naik 0,45% menjadi 5.742,45.

Analis Binaartha Parama Sekuritas Reza Priyambada memprediksi, IHSG selama pekan ini akan bergerak di rentang 5.6905.755. "Kembalinya volume beli dapat mempertahankan IHSG di zona hijau," ujar dia kepada KONTAN, Minggu (4/6). Secara bulanan, Reza meyakini indeks saham selama Juni bakal lebih baik daripada bulan Mei, yang menguat tipis 0,93%.Pergerakan IHSG terutama akan dipengaruhi sentimen global. Misalnya pemilu di Italia dan Inggris dan potensi bank sentral AS The Federal Reserve menaikkan suku bunga dalam pertemuan bulan ini.

Bestprofit 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar