Jumat, 22 Juli 2016

Google Map Jangkau Pengguna Transjakarta

Bestprofit

Bestprofit - Aplikasi Google Map saat ini digunakan oleh setidaknya satu miliar orang di dunia setiap bulan. Artinya, setidaknya 13,5 persen dari populasi dunia sekarang mengandalkan peta digital itu untuk bepergian.

Di Jakarta, peta saku ini menambah satu layanan baru yang makin ramah pengguna transportasi umum.

Layanan hasil kerja sama Google Map dan PT Transjakarta itu menampilkan informasi terpadu mengenai bus transjakarta koridor 1-12, lengkap dengan rute, halte yang dilewati, dan perhentian.

Namun, informasi yang paling penting dan kemungkinan paling diharapkan pengguna adalah waktu kedatangan bus secara real time. Dengan demikian, setiap keterlambatan kedatangan akan diinformasikan langsung ke telepon pintar.

Direktur Google Map Suren Ruhela yang datang langsung ke Jakarta, Kamis (21/7), mengatakan, layanan baru itu merupakan yang pertama bagi Google Map di Asia Tenggara. "Selain di Jakarta, layanan ini juga ada di beberapa kota besar lain, salah satunya di Sao Paulo, Brasil," ujarnya.

Untuk menggunakannya, pengguna telepon cerdas dapat membuka fitur Transit yang diwakili ikon kereta setelah memasukkan lokasi tujuan. Ikon logo Transjakarta akan menampilkan seluruh informasi hingga informasi terbaru jika ada penundaan kedatangan.
Keandalan fitur Transit ini di kota-kota lain, seperti diceritakan Suren, cukup mengagumkan. Akurasi waktu kedatangan, misalnya, ia sebutkan rata-rata hanya berbeda tak lebih dari satu menit dari waktu sesungguhnya.

Namun, seluruh keandalan sistem ini sangat tergantung dari data yang dipasok PT Transjakarta sebagai partner. Data bus itu diperoleh dari masukan peranti pelacak posisi (GPS) yang dipasang di bus-bus transjakarta.

Selanjutnya, dengan algoritma yang cukup kompleks, Google Map akan menghitung prediksi waktu kedatangan bus yang juga mempertimbangkan kondisi kemacetan Jakarta dan keterlambatan bus.

Pengguna tidak saja memperoleh informasi bus dan koridor atau halte yang bisa dipilih, tetapi juga merencanakan waktu sesuai kedatangan bus.

"Daripada menunggu di halte, waktu yang ada bisa digunakan untuk hal-hal lain dulu," katanya.

Direktur PT Transjakarta Budi Kaliwono menyebutkan, kerja sama dengan Google Map dilakukan sejak setahun lalu. Layanan terbaru ini, lanjutnya, diharap semakin mempermudah masyarakat melakukan perjalanan dengan bus transjakarta.

"Selama ini, banyak sekali keluhan kurangnya informasi, waktu kedatangan, sampai rute mau ke mana saja. Semoga ini bisa menjawab semua keluhan itu," ucapnya.

Evolusi bepergian

Saat dirancang oleh Lars dan Jens Rasmussen Eilstrup pada 2004 dan diluncurkan oleh Google pada 2005, aplikasi ini "hanya" berupa peta yang menampilkan data statis. Kini, aplikasi pemandu semacam terus berevolusi menjadi aplikasi yang begitu kaya informasi tentang sistem transportasi.

Hanya dalam 11 tahun sejak kemunculannya, aplikasi peta ini sudah menjadi salah satu kebutuhan mendasar masyarakat.

Berbagai aplikasi pemandu digital semacam pun telah begitu banyak berkembang. Aplikasi-aplikasi ini pada akhirnya membentuk perilaku masyarakat dalam bepergian dan memilih moda transportasi.

sumber: kompas.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar