Rabu, 15 Maret 2017

Jokowi Minta Indikator Kemudahan Usaha Dibenahi Lebih Detail

Presiden Joko Widodo masih berharap peringkat kemudahan berusaha di Indonesia | PT Bestprofit Futures Banjarmasin

PT Bestprofit Futures Banjarmasin

Padahal dia telah memberikan target Indonesia harus berada di peringkat 40, dari posisi 106 pada 2016. Jokowi menganggap peringkat EODB merupakan persepsi yang menyangkut kepercayaan banyak pihak. Oleh sebab itu dia meminta agar 10 indikator kemudahan bisnis ini dibenahi dengan serius.Dia juga meminta seluruh K/L, baik yang bergerak di bidang ekonomi maupun hukum kembali berbenah. "Kalau dilakukan secara detail maka saya yakin (ranking) kita akan meloncat,".

Katanya,Bank Dunia menempatkan Indonesia di peringkat 91 dunia dalam soal kemudahan berbisnis. Posisi ini naik 15 peringkat dibandingkan pencapaian tahun lalu yang berada di posisi 106. Kenaikan peringkat tersebut tercatat dalam laporan tahunan Doing Business 2017 yang diluncurkan Bank Dunia di Washington D.C, Amerika Serikat, pada Oktober tahun ini.

Kenaikan peringkat tersebut lantaran Bank Dunia memperhitungkan reformasi kebijakan yang dibuat pemerintah Indonesia dalam setahun terakhir. Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia Rodrigo Chaves menuturkan, Indonesia bahkan termasuk dalam 10 negara yang mencatat kemajuan peringkat tertinggi.“Pemerintah Indonesia telah melakukan banyak hal untuk meningkatkan mutu lingkungan usaha bagi sektor swasta, khususnya dalam tiga tahun terakhir,” kata Rodrigo.Presiden Joko Widodo masih berharap peringkat kemudahan berusaha di Indonesia melompat tajam dari 91 ke posisi 40.

 Untuk mengejar target ini, dia meminta kementerian dan lembaga (K/L) membenahi seluruh indikator kemudahan berusaha yang dikeluarkan Bank Dunia tersebut secara detail.Dalam pembukaan Sidang Kabinet Paripurna sore tadi, Jokowi kembali menyinggung ranking berusaha yang diterbitkan Bank Dunia. Dia mengakui bahwa tahun ini peringkat kemudahan berusaha atau Ease of Doing Business (EODB) Indonesia sudah naik. Namun, kenaikannya tidak terlalu signifikan dan belum sesuai harapan. "(Peringkat kemudahan usaha) kita memang melompat, tapi masih di posisi 91," kata Jokowi saat Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara, Jakarta.

Presiden Targetkan Peringkat 40 dalam Kemudahan Berusaha | PT Bestprofit Futures Banjarmasin

"Harus sekali lagi secara detail, harus betul-betul dilihat apakah di perizinan, apakah di regulasinya sehingga peringkat yang kita punyai ini masalah persepsi," ucapnya.Ia ingin Indonesia semakin dikenal sebagai negara yang berada di garis terdepan dalam kemudahan berusaha. Untuk itu ia menambahkan, target penurunan prosedur memulai usaha menjadi tujuh hari dan lima prosedur harus dapat segera direalisasikan.

Langkah awal adalah memperbaiki peringkat tiap-tiap indikator dalam ease of doing bussiness yang saat in terdiri dari 10 indikator."Kembali saya meyakini kalau ini dikerjakan secara detail, rinci, satu-persatu, dilihat dan saya kira kita bisa meloncat," pungkas dia.Presiden Joko Widodo menargetkan Indonesia mampu menempati peringkat 40-an dalam hal kemudahan berusaha atau ease of doing business (EODB) sehingga lebih banyak investor masuk ke Tanah Air.

Sidang kabinet paripurna itu dihadiri oleh seluruh menteri dan pimpinan lembaga dalam kabinet kerja."Seperti yang sering saya sampaikan, target kita adalah berada pada posisi 40-an," kata Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat memberikan pengantar dalam Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara Jakarta, dikutip dari Antara, Rabu 15 Maret 2017.

Sidang tersebut mengambil topik Kapasitas Fiskal (Resource Envelopes) dan Pagu Indikatif RAPBN Tahun 2018 dan Peningkatan Peringkat Ease of Doing Business (EODB) Tahun 2018. Tahun lalu kata Presiden, Indonesia memang meloncat naik tingkat EODB-nya tapi masih pada angka 91.

Jokowi Tagih Menteri: Kemudahan Bisnis RI Harus Naik ke Posisi 40 | PT Bestprofit Futures Banjarmasin

Dengan peringkat kemudahan berusaha Indonesia di urutan 40, Indonesia bisa dikenal sebagai negara yang paling terdepan dalam kemudahan berusaha bagi para investor.Sampai saat ini, Jokowi mengungkapkan, pemerintah tengah menurunkan prosedur pengurusan usaha menjadi lima dan dapat dilakukan selama tujuh hari.

"Saya kira langkah awal yang perlu kita lakukan adalah memperbaiki peringkat tiap-tiap indikator EODB yang saat ini terdiri dari 10 indikator, dan kembali saya meyakini kalau ini dilakukan secara detail rinci satu per satu dilihat saya kira kita akan meloncat," tukasnya.Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali mengingatkan kepada seluruh jajaran pejabat kabinet kerja dalam rangka peringkat kemudahan berusaha Indonesia atau Ease of Doing Business (EODB).

Jokowi menuturkan, peringkat kemudahan berusaha Indonesia saat ini berada di urutan 91 atau masih jauh dari target yang diharapkan yakni peringkat 40."Berkaitan dengan Ease of Doing Business seperti yang sudah sering saya sampaikan, target kita adalah berada pada posisi 40, tahun yang lalu kita memang meloncat tetapi masih dalam angka 91," kata Jokowi saat membuka Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara.

Guna mencapai target yang sudah ditetapkan, Jokowi meminta kepada seluruh jajaran kabinet kerja untuk mendetailkan kembali regulasi serta perizinan yang berkaitan dengan pengurusahan usaha di Indonesia."Ini masalah persepsi ini masalah trust yang akan kita bangun sehingga saya harapkan yang berkaitan dengan ease of doing business baik yang berkaitan di kementerian-kementerian yang berkaitan dengan ekonomi, juga hukum dan HAM dan kementerian-kementerian yang terkait lainnya agar ini lebih detailkan," tambahnya.

Best Profit 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar