Kamis, 09 Maret 2017

Jumat Ini, IHSG Diperkirakan Masih Bergerak "Mixed"

Riset Bahana Securities memperkirakan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan | PT Bestprofit Futures Mayapada
PT Bestprofit Futures Mayapada

Investor asing tercatat melakukan beli bersih sebesar Rp 174,1 miliar di pasar reguler. Dengan demikian,  aksi beli bersih investor asing mencapai Rp 1,2 triliun secara bulanan dan Rp 2,1 triliun secara tahunan).Pada perdagangan saham Kamis, sebanyak 135 saham mengalami kenaikan, 195 saham mengalami penurunan, 110 saham tidak mengalami perubahan, dan 138 saham tidak mengalami perdagangan.

Nilai tukar rupiah di Kamis ditutup pada level 13.385 per dollar AS atau menguat 0,04 persen terhadap penutupan sebelumnya. Secara bulanan rupiah naik 0,37 persen, dan secara tahunan turun 0,65 persen. Lima saham dengan kapitalisasi besar yang jadi penggerak IHSG (persentase) yakni CPIN, TLKM, BBNI, GGRM, UNTR. Sementara lima saham yang banyak dibeli asing yakni BBRI, TLKM, BBNI, HMSP dan LPPF.

Riset Bahana Securities memperkirakan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Jumat (10/3/2017) ini masih akan bergerak mixed atau bervariasi, namun dengan kecenderungan menguat terbatas. Bahana Securities memperkirakan pergerakan IHSG akan berada di kisaran 5.387-5.435 di sepanjang sesi perdagangan Jumat ini.

"Saham-saham yang dapat diperhatikan antara lain saham AKRA, BNGA, EXCL, TBLA, WIKA," tulis Bahana kepada Kompas.com.Sebelumnya, pada perdagangan Kamis (9/32017) IHSG ditutup di level 5.402,39 atau menguat 0,16 persen terhadap level penutup sebelumnya. IHSG menguat 0,29 secara bulanan atau menguat 2,00 secara tahunan.Kenaikan IHSG terdorong aksi beli asing di saham perbankan dan telekomunikasi ditengah aksi jual investor lokal.

Jelang Akhir Pekan, IHSG Diperkirakan Masih Rentan Tekanan | PT Bestprofit Futures Mayapada

Pada perdagangan Kamis (9/3/2017) IHSG ditutup di level 5.402,37 atau naik 8,62 poin (0,16 persen) dibandingkan penutupan sebelumnya.Indeks sektor infrastruktur menjadi penyeimbang, sedangkan indeks sektor aneka industri dan pertambangan menjadi penekan IHSG.

Harga emas yang turun untuk hari keempat diikuti bijih besi pada bursa komoditas menunjukkan penutupan terendah dalam satu bulan terakhir."Namun, mulainya optimis investor asing yang melakukan aksi beli sejak tiga hari lalu menjadi faktor pendorong IHSG ditutup menguat," kata Lanjar.Investor asing tercatat kembali melakukan aksi beli sebesar Rp 156,61 miliar.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan Masih rentan pergerakan bervariasi dengan tekanan di akhir pekan kedua bulan ini, Jumat (10/3/2017).Analis dari Reliance Securities Lanjar Nafi mengatakan, indeks diperkirakan akan bergerak dalam rentang 5.350-5.420.
"Saham-saham yang masih dapat dicermati diantaranya ACES, AKRA, ANTM, BBTN, BDMN, BSDE, dan EXCL," kata Lanjar melalui keterangan tertulis, Jumat.

 Kasus Freeport Sebaiknya Tetap Berada di Wilayah Sengketa Bisnis | PT Bestprofit Futures Mayapada

Fadli Zon menambahkan, DPR menghormati sikap pemerintah yang mencoba berpegang pada UU No. 4 Tahun 2009 tentang Minerba dalam bernegosiasi dengan Freeport."Kita memang harus menempatkan kepentingan nasional di tempat pertama. Namun, pemerintah juga harus konsisten, jangan sampai mereka menyusun peraturan pelaksana, seperti misalnya Peraturan Pemerintah atau Peraturan Menteri, yang tidak konsisten dengan undang-undang," tambahnya.

Menurut Fadli Zon, Freeport semestinya menyadari jika Indonesia kini telah menjadi negara demokrasi, tak lagi sama dengan dulu. Sistem hukum dan pemerintahah telah berubah."Jika mereka tetap ingin serius berinvestasi di Indonesia, mereka tentunya harus mengikuti dan menghormati perubahan yang terjadi, termasuk tunduk kepada hukum yang berlaku saat ini," ucap Fadli Zon.


Fadli Zon menghimbau, semua pihak terkait harus berusaha untuk menjaga agar kasus Freeport ini tetap berada di wilayah sengketa bisnis, tidak sampai melebar ke persoalan-persoalan lain yang bisa merugikan kepentingan Indonesia.

Untuk mendukung fungsi legislasi dan pengawasan DPR, Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon membuka seminar bertajuk “Freeport: Quo Vadis?” yang membahas kekisruhan yang terjadi antara PT Freeport Indonesia dengan pemerintah Indonesia.Melalui seminar tersebut, diharapkan DPR bisa mendapatkan input untuk menemukan solusi persoalan Freeport Indonesia.

"Seperti kita ketahui bersama, masalah Freeport hingga kini masih buntu. Paling tidak ada dua persoalan yang belum memiliki titik temu," ujar Fadli Zon dalam keterangannya, Kamis (9/3/2017).
Pertama, terkait kewajiban Freeport untuk melakukan pengolahan dan pemurnian hasil tambang di dalam negeri. Kedua, terkait ketentuan divestasi saham hingga 51 persen yang harus dilakukan Freeport.

PT BestProfit

Tidak ada komentar:

Posting Komentar