Minggu, 05 Maret 2017

Menteri Australia bakal ke Indonesia untuk perkuat kerja sama bisnis

Bongkar muat peti kemas di Tanjung Priok | PT Bestprofit Futures Surabaya
PT Bestprofit Futures Surabaya

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.Kedatangan Ciobo dan delegasi bisnisnya nanti akan membahas kerja sama investasi dengan Indonesia. Pariwisata juga akan masuk dalam pembahasan tersebut.
"Hal yang sama berlaku untuk pariwisata di mana banyak warga Australia ke sini dan warga Indonesia ke Indonesia," imbuh Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop.Di Sydney pekan lalu, Presiden Jokowi mengungkapkan, isu pertama bagi Indonesia adalah penghapusan semua batasan yang diberlakukan.

Australia terkait impor kertas dan minyak kelapa sawit dari Indonesia. Namun, sebelum persetujuan ini difinalkan, Perdana Menteri Negeri Kanguru Malcolm Turnbull menyatakan bahwa Indonesia telah setuju memangkas tarif atas produk gula dan mempermudah impor produk ternak dari Australia.Adapun Australia akan menghapus semua tarif atas produk pestisida dan herbisida Indonesia, kata Turnbull.

Indonesia dan Australia terus membahas penguatan kerja sama ekonomi dan perkembangan kesepakatan kerja sama penguatan ekonomi (CEPA). Berdasarkan hal tersebut, Menteri Perdagangan Australia Steven Ciobo bersama beberapa delegasi bisnisnya akan ke Indonesia pekan ini.

Pertemuan tersebut melanjutkan perbincangan dalam kunjungan Presiden Joko Widodo ke Sydney pekan lalu. "Kami membahas penguatan kerja sama ekonomi antara Indonesia dan Australia, dan bagaimana perkembangan Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA). Pekan ini, Menteri Perdagangan Australia akan ke Indonesia bersama dengan delegasi-delegasi bisnisnya,".

GKLR Berharap Dapat KUR Tingkatkan Bisnis | PT Bestprofit Futures Surabaya

Gabungan Kopi Luwak Robusta (GKLR) Lampung Barat menyebut para perajin kopi luwak didaerahnya belum tersentuh program Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang digulirkan pemerintah melalui perbankan nasional. Padahal para perajin membutuhkan bantuan modal untuk mengembangkan usaha pembuatan kopi premium itu.

"Salah satu bank nasional milik pemerintah pernah bertemu dengan pihak kami untuk membicarakan seputar skema kredit untuk pembiayaan usaha kami, namun sampai sekarang tidak ada kejelasan tindak lanjutnya," kata Ketua GKLR Lampung Barat Gunawan, seperti dikutip dari Antara, Senin 6 Maret 2017.Ia menambahkan, pihaknya sebenarnya sangat tertolong jika bisa mendapatkan KUR. Apalagi program pemerintah itu diperuntukkan untuk Usaha Mikro Kecil Menengah dan Koperasi (UMKMK) dengan bunga yang lebih rendah dari bunga perbankan.

KUR merupakan program pemberian kredit dengan nilai di bawah Rp500 juta yang penjaminnya adalah pemerintah. KUR diprioritaskan untuk UMKMK di bidang pertanian, kelautan dan perikanan, kehutanan, dan industri kecil lainnya.Sejak 2016 hingga awal 2017 ini, produksi kopi luwak Lampung Barat cenderung turun, dan makin sulit menembus pasar ekspor. Penyebabnya sejumlah hal seperti minim promosi dan terbatas akses ke permodalan, terutama dalam mendapatkan kredit usaha rakyat dari perbankan nasional.

Menurut Gunawan, aroma kopi luwak Lampung Barat mulai memudar karena terbatasnya akses mereka ke pemasaran dan permodalan. Pada 2006 lalu, perajin kopi luwak yang tercantum dalam Gabungan Kopi Luwak Robusta Lampung Barat mencapai 31 orang, kemudian menjadi 10 orang pada 2016, dan tersisa delapan orang di 2017."Seiring itu, produksi kopi luwak juga anjlok. Jika tahun lalu mampu memproduksi 500 kg kopi bubuk luwak sebulan, kini hanya mampu menghasilkan 150 kg kopi luwak bubuk," pungkasnya.

Bisnis uang elektronik sesak pemain | PT Bestprofit Futures Surabaya

Pengembangan uang elektronik ini menjadi bagian investasi teknologi OCBC NISP yang tahun ini mencapai Rp 200 miliar. Sebagian dana itu akan digunakan pengembangan uang elektronik.
Sementara, Michael Sugirin, Country Head of Transaction Banking Standard Chartered Indonesia mengatakan, pihaknya memilih bekerjasama dengan Indosat dalam bisnis uang elektronik berbentuk e-wallet, karena lebih efisien dan efektif.Uang elektronik ini untuk segmen nasabah ritel dan korporasi, kata Michael. Pada bisnis uang elektronik ini, Stanchart hanya menyediakan fasilitas saja dan belum berencana mendirikan sendiri seperti bank lain.

Tak hanya bank, prinsipal kartu pembayaran juga tertarik menikmati bisnis uang elektronik. Tommy Singgih, Vice President MasterCard Indonesia bilang, pihaknya sedang mengajukan izin uang elektronik ke BI untuk mendukung kebutuhan transaksi elektronik yang sedang menjamur di era digital ini.MasterCard Indonesia berharap bisa segera memperoleh izin uang elektronik dari BI karena bank ini telah mengajukan izin sejak tahun lalu.Untuk model bisnis uang elektronik MasterCard, Tommy bilang, pihaknya menyerahkan sepenuhnya kepada BI. Nanti tergantung arahan dari BI, apakah berbasis server atau berbasis kartu, imbuh dia.

Jumlah dan transaksi uang elektronik yang terus naik, menyebabkan bisnis ini kian diminati, baik oleh bank maupun prinsipal kartu pembayaran. Sebut saja, Bank OCBC NISP, Bank Standard Chartered Indonesia, dan MasterCard Indonesia tengah bersiap mencuil kue bisnis uang elektronik.
BI mencatat, jumlah kartu tumbuh 50,21% menjadi 52,70 juta kartu per Januari 2017. Sedangkan nilai transaksi tumbuh 71,83% menjadi Rp 665,79 miliar dibandingkan sebelumnya Rp 387,40 miliar.

Andreas Kurniawan, Consumer Marketing Strategy Division Head Bank OCBC NISP mengatakan, pihaknya akan segera masuk bisnis uang elektronik secara mandiri. Sebelumnya, sejak April 2016 lalu, OCBC NISP bekerjasama dengan Bank Central Asia (BCA) melakukan co-branding uang elektronik.Kali ini, OCBC NISP akan menjadi penerbit kartu (issuer) pada uang elektronik, dari sebelumnya perusahaan memanfaatkan merek uang elektronik BCA yaitu Flazz dalam penerbitan kartu. Di sini OCBC NISP menjadi issuer namun pemanfaatan jaringan masih menggunakan platform BCA, kata Andreas.

OCBC NISP sedang menunggu rekomendasi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk mengajukan diri sebagai penerbit uang elektronik. Setelah itu, OCBC akan meminta restu ke Bank Indonesia (BI). Izin issuer uang elektronik diharapkan manajemen OCBC akan didapat tahun ini.Bank milik investor Singapura ini mengincar bisnis parkir, jalan tol dan transportasi untuk pembayaran uang elektronik. Bank ini telah menerbitkan 10.000 uang elektronik di akhir tahun lalu. Dengan target penambahan 20% nasabah baru di tahun ini akan menjadi sasaran perusahaan untuk menawarkan uang elektronik, imbuh Andreas.

Best profit 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar