Selasa, 07 Maret 2017

Bos The Fed Ingin Suku Bunga Acuan AS Naik Maret 2017

Suku bunga acuan AS alias Fed rate akan naik di bulan Maret 2017 | PT Bestprofit Futures Malang 

PT Bestprofit Futures Malang

"Ekonomi AS telah menunjukkan ketahanan yang luar biasa dalam menghadapi guncangan dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini terlihat dengan menguatnya sektor tenaga kerja dan inflasi yang meningkat dari target," ujar Yellen yang berbicara kepada The eksekutif Club of Chicago. Dia menilai bahwa sekarang adalah saat yang tepat untuk menaikkan suku bunga secara bertahap, ketika data ekonomi menunjukkan hasil positif sesuai dengan yang diharapkan.

 "Memang pada pertemuan bulan, komite masih akan mengevaluasi. Apakah data ketenagakerjaan dan inflasi dapat terus berkembang sesuai prediksi," sambungnya. Dalam hal ini menurutnya penyesuaian yang akan dilakukan The Fed, kemungkinan sesuai dengan jadwal. Meski begitu dia menambahkan FOMC siap untuk menyesuaikan penilian dalam jalur yang tepat untuk kebijakan moneter. Sementara Direktur Strategi Suku Bunga TD Securities Gennadiy Goldberg mengatakan, bahwa Janet Yellen telah memberikan sinyal kuat bahwa dia bisa menaikkan suku bunga pada Maret.

Dalam sambutannya Yellen menerangkan bahwa menunggu terlalu lama berpotensi mengganggu pasar keuangan dan mendorong ekonomi ke dalam resesi. Gubernur The Fed atau Bank Sentral Amerika Serikat (AS) Janet Yellen mengatakan, suku bunga acuan AS alias Fed rate akan tepat bila dinaikkan bulan ini. Meski begitu dia menerangkan masih akan mengevaluasi pertumbuhan sektor ketenagakerjaan dan inflasi dengan harap Fed.

Yellen juga memberikan sinyak bank sentral akan meningkatkan suku bunga lebih cepat dibandingkan dua tahun sebelumnya. Suku bunga AS sendiri naik 0,25 pada Desember, tahun lalu untuk menjadi lompatan kedua dalam satu dekade. Seperti dilansir Reuters, Minggu (5/3/2017) suku bunga acuan AS saat ini berada pada level 0,5% - 0,75%. Federal Open Market Committee (FOMC), yang berwenang menetapkan harus memastikan bahwa The Fed mencapai tujuannya dan adanya stabilitas harga.

Harga Minyak Dunia Melonjak Akibat USD Melemah | PT Bestprofit Futures Malang 

Harga minyak dunia melonjak akibat melemahnya dolar Amerika Serikat (USD) mendorong pembelian. Namun, investor tetap berhati-hati setelah angka produksi Rusia menunjukkan kepatuhan lemah dengan kesepakatan global untuk memangkas produksi.Seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (4/3/2017), harga minyak Brent naik 82 sen atau 1,5% ke level USD55,90 per barel, memulihkan beberapa kerugian pada Kamis. Sementara, harga minyak AS, West Texas Intermediate (WTI) juga naik 72 sen menjadi USD53,33 per barel atau naik 1,4%.

Kedua benchmark telah diperdagangkan dalam kisaran ketat sepanjang tahun ini. Puncak minyak mentah AS tahun ini sebesar USD55,24 per barel pada perdagangan hari pertama 2017 dan terendah berada pada posisi USD50,71 per barel yang terjadi pada akhir Januari.Minyak kembali naik di akhir sesi karena USD melemah setelah pidato Ketua Federal Reserve (The Fed) Janet Yellen. Indeks USD turun 0,7%, tergelincir di akhir perdagangan setelah pernyataan Yellen, yang mengisyaratkan suku bunga anak naik pada pertemuan yang akan digelar pada 14-15 Maret.

Pengeboran minyak AS menambahkan rig untuk pekan ketujuh, jumlah rig naik dan menjadi 609, sebagian besar sejak Oktober 2015. "Untuk sebagian besar, kenaikan suku bunga dalam waktu dekat mungkin sudah dihargai dalam USD," kata Sarp Ozkan, manajer DrillingInfo untuk analisis energi.

Kekuatan USD cenderung menekan harga minyak, karena perdagangan global dalam minyak bumi dilakukan dalam USD. Kenaikan hargta minyak dibatasi oleh keprihatinan atas kepatuhan oleh produsen di luar Organisasi Negara Pengekspor Minyak, dengan kesepakatan global untuk mengekang kelebihan pasokan.

Produksi minyak Rusia pada Februari tidak berubah dari Januari di level 11.110.000 barel per hari (bph), data kementerian energi menunjukkan, dengan pemotongan dari Oktober 2016 tingkat tersisa di level 100.000 barel per hari, atau sepertiga dari janji Moskow dalam perjanjian dengan OPEC.
Data resmi AS juga menunjukkan persediaan minyak mentah di konsumen minyak terbesar dunia naik untuk pekan ke delapan berturut ke rekor 520.200.000 barel.

Wall Street Menguat Usai Yellen Beri Sinyal Suku Bunga Naik |  PT Bestprofit Futures Malang

"Ekuitas dapat menangani kenaikan ketika itu dalam menghadapi pertumbuhan yang lebih kuat," kata Brian Jacobsen, kepala strategi portofolio di Wells Fargo Funds Management di Menomonee Falls, Wisconsin.Dia mengatakan, laporan payrolls Februari pekan depan tidak mungkin untuk menggagalkan harapan kenaikan suku bunga. Departemen Tenaga Kerja dijadwalkan akan merilis laporan payrolls Februari pada 10 Maret.

Untuk pekan ini, Indeks Dow Jones naik 0,9%, Indeks S&P 500 naik 0,7%, dan Nasdaq menguat 0,4%. Investor berharap adanya sinyal kenaikan suku bunga yang dilontarkan oleh Yellen dapat diikuti sejumlah pejabat besar The Fed, termasuk yang biasanya mengeluarkan pernyataan dovish pada suku bunga, muncul pekan ini untuk dapat menyalakan harapan dari kenaikan suku bunga.  

Wall Street pada perdagangan kemarin ditutup naik tipis setelah Ketua Federal Reserve (The Fed) Janet Yellen mengisyaratkan akan menaikkan suku bunga acuan pada bulan ini, jika data pekerjaan dan ekonomi lainnya menguat.Seperti dikutip dari Reuters. Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup naik 2,74 poin atau 0,01% ke level 21.005,71, Indeks S&P 500 naik 1,2 poin atau 0,05% ke level 2.383,12, dan Nasdaq Composite bertambah 9,53 poin atau 0,16% ke level 5.870,75.

Yelleng kemungkinan akan menaikkan suku bunga saat The Fed menggelar pertemuan pada 14-15 Maret. Sektor keuangan pada Indeks S&P naik 0,4% setelah komentar Yellen dan sektor real estate menjadi yang terburuk karena melemah 0,4%.Dalam sambutannya, Yellen juga mengatakan bahwa suku bunga cenderung meningkat lebih cepat tahun ini, karena ekonomi muncul lebih jelas dari setiap rintangan baik di dalam negeri maupun di luar negeri untuk pertama kalinya dalam masa jabatannya.

PT BestProfit 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar