Selasa, 11 April 2017

RI Komitmen Lakukan Pemanduan di Selat Malaka

Tujuannya untuk meningkatkan keselamatan pelayaran dan perlindungan lingkungan maritim | PT Bestprofit Futures Bandung
PT Bestprofit Futures Bandung

Upaya itu, hingga pertemuan Forum TTEG ke-41 di Yogyakarta yang ditindaklanjuti dengan pertemuan "Intersessional Meeting of The Working Group on Voluntary Pilotage Services in Straits of Malacca and Singapore" yang diselenggarakan di Bandung pada Januari 2017.Pemerintah Indonesia, kata Budi, melalui Kementerian Perhubungan secara resmi menyampaikan kesanggupan untuk melaksanakan pemanduan Selat Malaka dan Selat Singapura dengan target pelaksanaan pada 2017.Komitmen Indonesia untuk melaksanakan pemanduan di Selat Malaka dan Selat Singapura ini menjadikan Indonesia sebagai negara pertama yang siap dalam melaksanakan pemanduan di selat itu.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi meluncurkan pemanduan kapal di Selat Malaka dan Selat Singapura . Tujuannya untuk meningkatkan keselamatan pelayaran dan perlindungan lingkungan maritim, serta menjaga kedaulatan wilayah teritorial Indonesia."Ini merupakan langkah historis, strategis, penting, dan ekonomis bagi Indonesia untuk menjaga kedaulatan maritim Indonesia," kata Menhub Budi kepada pers di Jakarta, Senin (10/4).

Hal tersebut disampaikan usai beroperasinya pemanduan di Perairan Selat Malaka dan Selat Singapura oleh Operator Pemanduan yang secara resmi ditunjuk Pemerintah Indonesia, yaitu PT Pelabuhan Indonesia I (Persero). Ia mengatakan proses beroperasinya pemanduan di Selat Malaka dan Selat Singapura merupakan hasil perjuangan yang panjang Pemerintah Indonesia melalui pembahasan antar-Negara Pantai yang terdiri atas Indonesia, Malaysia, dan Singapura dalam "Forum Tripartite Technical Expert Group" (TTEG) dalam kurun dasa warsa.

Pemanduan Selat Malaka dan Singapura jadi Hal Penting | PT Bestprofit Futures Bandung

"Begitu pentingnya keselamatan pelayaran di Selat Malaka dan singapura, pemanduan di Selat Malaka dan Selat Singapura dibahas khusus oleh tiga negara, Indonesia, Malaysia dan Singapura dalam forum Tripartite Technical Expert Group (TTEG) yang diselenggarakan tiap tahun," kata Tonny.Pemerintah melalui Kementerian Perhubungan telah menargetkan pada tahun ini dapat melayani pemanduan kapal yang melintasi Selat Malaka dan Selat Singapura.

"Kesiapan pemanduan ini guna memperkuat keselamatan pelayaran dan perlindungan lingkungan maritim di perairan teritorial Indonesia, karena Selat Malaka dan Selat Singapura memiliki peran yang sangat penting berkaitan dengan pelayaran internasional dan ini juga menjadi fokus perhatian dari International Maritime Organization (IMO)," tutur Tonny.Direktur Jenderal Perhubungan Laut, A.

Tonny Budiono mengatakan, pemanduan di wilayah Selat Malaka dan Selat Singapura menjadi sangat penting, terutama dalam menjamin keselamatan pelayaran bagi kapal-kapal yang berlayar.
Tonny menyebutkan, data yang ada pada Kementerian Perhubungan terdapat sekitar 70-80 ribu kapal pertahun, baik itu kapal kargo maupun kapal tanker yang berlayar melintasi selat ini.Melihat padatnya kondisi jalur pelayaran di selat tersebut tentunya juga rawan terhadap kecelakaan di laut.

Selama Ini Dikuasai Malaysia, Menhub Eksekusi Pemanduan Kapal di Selat Malaka | PT Bestprofit Futueres Bandung

Menhub menepis adanya anggapan bahwa pemerintah tidak mampu melaksanakan pemanduan di Selat Malaka. Sebab eksekusi pemanduan baru bisa dilaksanakan sekarang, sementara rencana sudah dicanangkan sejak lama. Tanpa bermaksud menyalahkan pemerintahan sebelumnya, ia menyatakan selama ini belum ada keseriusan untuk mengeksekusi pemanduan kapal di Selat Malaka.

Padahal 80 persen perairan Selat Malaka sangat jelas berada di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. "Saya lihat memang selama ini belum ada keseriusan yang mendalam. Belum melihat ini bagian yang strategis, (padahal) ini sangat strategis tidak saja hanya soal kedaulatan tapi keuntungan bisnis untuk negara melalui BUMN," terang Budi.

Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan, pemanduan kapal di Selat Malaka dan Selat Singapura mempunyai fungsi yang sangat strategis. Sebab wilayah perairan di Selat Malaka menyangkut kedaulatan bangsa sekaligus keamanan pelayanan kapal. Dengan adanya pemanduan kapal, diharapkan nantinya Pelindo I yang ditunjuk atau diberi wewenang oleh Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memandu kapal asing dan domestik di Selat Malaka dapat memberikan tambahan bagi pemasukan negara.

"Saya bangga dan mengapresiasi apa yang dicapai ini. Kita berjuang untuk hak yang semestinya sejak dulu kita jalankan. Saya mengamanahkan Pelindo I untuk mewakili negara di Selat Malaka. Mereka harus sungguh-sungguh mencari partner strategis," kata Menhub saat meresmikan Pemanduan di Perairan Pandu Luar Biasa Selat Malaka & Selat Singapura di Terminal Penumpang Umum Harbour Bay, Batam, Kepulauan Riau, dalam keterangan tertulis Senin (10/4/2017).

BestProfit 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar