Jumat, 07 April 2017

Enam Proyek Hulu Migas Ini Sudah Produksi di Kuartal I 2017

Ada dua proyek lagi yang akan berproduksi | PT Bestprofit Futures Mayapada
PT Bestprofit Futures Mayapada

Ia menjelaskan, pada Kepodang Phase II tidak akan ada penambahan produksi karena proyek tersebut merupakan modifikasi fasilitas untuk mempertahankan produksi supaya tetap berada pada level saat ini.Sementara itu, di luar enam proyek tersebut, ada dua proyek lain diharapkan akan segera onstream di bulan April ini, yaitu SKG Musi Timur dan Paku Gajah.

 Dua proyek yang dioperasikan oleh Pertamina EP ini merupakan proyek gas dengan kapasitas fasilitas produksi sebesar 150 mmscfd untuk SKG Musi Timur dan 45 mmscfd untuk Paku Gajah.
“Dukungan semua pihak sangat diperlukan supaya target onstream bulan April dari dua proyek tersebut tidak meleset.”

Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi atau SKK Migas mengungkapkan, ada enam proyek hulu minyak dan gas bumi yang telah mulai berproduksi di kuartal I 2017. Namun, masih dalam skala kecil.

Proyek-proyek tersebut antara lain Proyek Ario Damar-Sriwijaya dengan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) PT Tropik Energi Pandan, Proyek Kepodang Phase II dengan KKKS, Petronas Carigali Muriah Ltd, Proyek Ridho dengan KKKS Odira Energy Karang Agung.

 Lalu, Proyek Cikarang Tegal Pacing dengan KKKS Pertamina EP,  Proyek PHE 12 dengan KKKS, PT PHE WMO dan CPP 2 oleh PT PHE WMO.

Sekretaris SKK Migas, Budi Agustyono mengatakan, bahwa enam proyek tersebut saat ini masih berada dalam tahap awal onstream (pengaliran produksi) sehingga produksinya masih kecil. Adapun, mulai onstream telah dilakukan Januari sampai Maret.“Seiring berjalannya waktu, kita berharap produksinya akan terus meningkat sesuai yang ditargetkan,” ujarnya di Hotel Aston, Anyer, Banten, Jumat 7 April 2017.

Produksi Minyak Tembus Target Sepanjang Kuartal I 2017 | PTBestprofit Futures Mayapada

Sayang, Budi tidak memberitahu kontribusi lima blok tersebut terhadap produksi minyak nasional.
"Saat ini produksi minyak terbesar berasal dari lima blok tersebut. Memang, produksi bisa lebih-lebih sedikit dari target karena ditolong oleh lapangan Banyu Urip di Blok Cepu," jelas Budi di Anyer, Jumat (7/4).Kendati produksi membaik, namun minyak siap jual (lifting) tak mencapai target. Hingga akhir Maret 2017, realisasi lifting hanya mencapai 787,8 ribu barel per hari.

Angka ini lebih sedikit 3,3 persen dibandingkan target APBN 2017 sebesar 815 ribu barel per hari atau lebih kecil 2,54 persen dibandingkan target WP&B 2017.Budi mengatakan, realisasi lifting yang berada di bawah target disebabkan karena pengiriman menggunakan kapal-kapal tanker terhambat oleh cuaca buruk yang melanda di awal tahun.

Meski begitu, minyak-minyak yang sudah siap jual ini bisa disimpan untuk pengiriman periode mendatang."Kami sudah minta agar armada itu bisa diperbaiki. Tapi secara nyata, jumlah inilah yang ter-lift. Sementara minyak yang tidak ke-lift bisa di-stock," paparnya.

Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) mengatakan produksi minyak sepanjang tiga bulan pertama tahun 2017 melebihi target. Namun, produksi gas tidak sebaik minyak, dan tidak mencapai target.Produksi minyak hingga kuartal I tahun 2017 tercatat 815,6 ribu barel per hari, atau lebih besar 0,07 persen dibanding target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebesar 815 ribu barel per hari.

Sementara itu, capaian tersebut berbeda 0,89 persen dibanding target rencana kerja dan anggaran (Work Program and Budget/WP&B) SKK Migas tahun ini sebesar 808,4 ribu barel per hari.
Sekretaris SKK Migas Budi Agustyono mengatakan, produksi minyak di kuartal I tahun ini sebagian besar dihasilkan dari lima Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS).

Lima kontraktor itu antara lain PT Chevron Pacific Indonesia yang mengelola Blok Rokan, ExxonMobil Cepu Ltd yang mengelola Blok Cepu, PT Pertamina EP, Total E&P Indonesie yang mengoperatori blok Mahakam, dan PT Pertamina Hulu Energi dengan kelolaan blok Offshore Northwest Java (ONWJ).

Kuartal I-2017, Lifting Minyak Hampir Capai Target | PT Bestprofit Futures Mayapada

Sementara itu, realisasi lifting sampai akhir Maret sudah di atas target. Dalam APBN 2017, lifting gas ditargetkan sebesar 6.440 MMSCFD, sedangkan realisasinya mencapai 6.503 MMSCFD atau 101 persen dari target."SKK Migas bersama Kontraktor KKS tetap mengupayakan berbagai cara supaya target lifting baik untuk minyak maupun gas dapat tercapai," ujar Budi.

Sampai akhir Februari 2017, Kontraktor KKS Wilayah produksi sudah merealisasikan pengeboran 19 sumur pengembangan, 119 kegiatan kerja ulang, dan 4.350 perawatan sumur. Sedangkan Kontraktor KKS eksplorasi, kegiatan yang sudah dilakukan adalah satu survei seismik, dua survei nonseismik, lima pengeboran sumur eksplorasi, dan satu kegiatan re-entry sumur eksplorasi.

Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas (SKK Migas) mencatat target lifting minyak bumi masih di bawah target yang ditetapkan pemerintah sebesar 815.000 barel per hari (bopd) atau baru sekitar 96,7 persen.Sekretaris SKK Migas Budi Agustyono mengatakan, meski di bawah target lifting yang ada di Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2017, namun SKK Migas tetap optimistis dapat mencapai target yang ditetapkan.

Berbagai macam upaya siap dilakukan untuk memenuhi target tersebut."SKK Migas tetap optimistis mengejar target tersebut karena dari sisi produksi dan realisasi sampai akhir Maret sudah mencapai 815.600 bph," kata Budi, saat media gathering, di Banten, Jumat 7 April 2017.Agus menjelaskan, sinyal positif terlihat dari lapangan Banyu Urip yang dioperatori oleh ExxonMobil yang pada akhir Maret angka produksi per harinya sudah mencapai 205.119 bph atau di atas target sebesar 201.155 bph.

PT Bestprofit

Tidak ada komentar:

Posting Komentar