Rabu, 19 April 2017

Menebak Pergerakan IHSG Setelah Pilkada DKI Usai

Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta berjalan aman dan tertib | PT Bestprofit Futures Pontianak
PT Bestprofit Futures Pontianak

Namun Analis Binaartha Sekuritas, Reza Priyambada, memperkirakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan besok akan cenderung terkoreksi. Hal itu bukan karena hasil dari paslon yang memenangkan Pilkada tapi karena adanya sentimen negatif dari global.Reza menjelaskan, jika dilihat secara teknikal pergerakan IHSG yang menguat 0,52% ke 5.606 pada perdagangan kemarin memiliki potensi penguatan lanjutan.

 Namun pola kenaikan tersebut harus diuji ketahanannya terutama dari kondisi sejumlah saham global yang masih dalam teritori negatif."Sampai Senin kan IHSG cenderung tertekan sehingga Selasa positif. Seharusnya bisa berlanjut, tapi masih harus diuji. Karena kenaikan ini baru terjadi sekali, candle-nya baru muncul satu, maka belum confirm bisa lanjut menguat," tambahnya.

Namun dia menegaskan, meski IHSG besok melemah bukan dikarenakan sentimen negatif dari hasil Pilkada DKI Jakarta, melainkan kondisi global. Dia memprediksi besok IHSG akan berada dalam rentang support 5.575-5.588 dan resistance 5.635-5648.


"Tapi mungkin ada juga sebagian pelaku apsara menganggap kalau IHSG melemah karena salah satu paslon kalah. Itu hanya sentimen yang dihubung-hubungkan saja," tandasnya.Tidak seperti yang dikhawatirkan sebelumnya, Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta berjalan aman dan tertib. Pelaku pasar modal bisa bernafas lega karena tidak terjadi kerusuhan yang bisa mengganggu stabilitas perekonomian.

IHSG Bakal Naik, Ini Saham Pilihan Usai Pilkada DKI Jakarta | PT Bestprofit Futures Pontianak 

Ia menuturkan, sedangkan sentimen luar negeri yang pengaruhi IHSG yaitu kekhawatiran gejolak semenanjung Korea sudah mulai mereda sehingga pelaku pasar mulai masuk ke pasar saham. Selain itu, presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang mengatakan China bukan sebagai negara manipulator mata uang menjadi sentimen positif.

Trump juga mengatakan tak ingin suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve naik terlalu tinggi menjadi katalis positif.Dengan suku bunga bank sentral AS rendah akan mendorong aliran dana investor asing masuk ke pasar saham negara berkembang termasuk Indonesia. "Suku bunga The Fed rendah akan mengurangi kekhawatiran aliran dana investor asing keluar dari negara berkembang," kata dia.

Hans memperkirakan, IHSG konsolidasi dengan kecenderungan menguat. IHSG akan berada di level resistance 5.630-5.660 dan support 5.570-5.550 pada Kamis pekan ini.Sementara itu, Analis PT Asjaya Indosurya Securities William Suryawijaya menuturkan, IHSG terus bergerak menunjukkan pola penguatan yang berkelanjutan.Kondisi jangka pendek masih menunjukkan berada dalam rentang konsolidasi wajar dengan ditunjang aliran dana yang masih terus terjadi di tengah gejolak harga komoditas. Sedangkan dalam jangka panjang, IHSG masih berada dalam tren penguatan.
"IHSG akan bergerak di kisaran 5.602-5.705," tutur dia.

Analis PT Reliance Securities Lanjar Nafi mengatakan IHSG akan menguat terbatas dengan kisaran 5.574-5.640 pada Kamis pekan ini.Untuk rekomendasi saham, William memilih saham PT Adhi Karya Tbk (ADHI), PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), PT Kalbe Farma Tbk (KLBF), dan PT Gudang Garam Tbk (GGRM).Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang naik pada perdagangan saham Kamis pekan ini. Sentimen internal terutama rilis laporan keuangan kuartal I akan lebih pengaruhi laju IHSG.

Analis PT Investa Saran Mandiri Hans Kwee menuturkan, pelaksanaan pemilihan kepala daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2017 tidak terlalu pengaruhi laju IHSG. Pelaku pasar mencermati sentimen dari laporan keuangan emiten kuartal I 2017 dan pembagian dividen."Pilkada tidak terlalu pengaruh banyak," ujar Hans saat dihubungi Liputan6.com, seperti ditulis Kamis (20/4/2017).

Pilkada DKI Jakarta, Sentimen Ekonomi, dan Saham Sandiaga Uno | PT Bestprofit Futures Pontianak

Senada dengan Eko, ekonom SKHA Institute for Global Competitiveness (SIGC) Eric Sugandi pun menilai dampak positif Pilkada DKI Jakarta putaran kedua ini tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional di kuartal pertama 2017. Khususnya jika dikalkulasi lewat pengeluaran Lembaga Non Profit Rumah Tangga (LNPRT)."Dampaknya positif tapi tidak signifikan. Hal itu karena kontribusi LPNRT terhadap perekonomian nasional kecil," kata Eric saat dihubungi Republika. Ia mengatakan, dampak pilkada terhadap pasar finansial hanya akan tergambar dalam jangka pendek karena pelaku pasar akan menerima siapa pun yang terpilih.

Sebelumnya, pada penutupan perdagangan Selasa, (18/4), sehari sebelum Pilkada DKI Jakarta, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali rebound ke level 5.606, menguat 29 poin atau 0,5 persen. Sebelumnya pada Senin, (17/4), indeks sempat turun ke posisi 5.600. Analisis NH Korindo Bima Setiaji mengatakan, kenaikan IHSG tersebut menunjukkan, siapa pun pemenang Pilkada DKI Jakarta, investor akan tetap positif. Sebab, data-data ekonomi Indonesia yang semakin baik. Surplus neraca perdagangan juga mulai stabil sejak setahun terakhir dan cadangan devisa terus bertahan di atas 100 miliar dolar AS.

Terkait saham, analis Binaartha Sekuritas, Reza Priyambada mengungkapkan, beberapa tahun terakhir muncul fenomena, setiap kali ada pemilihan umum, maka pasar terpengaruh. Walaupun sebenarnya pasar modal tidak terpengaruh dengan aktivitas politik.Pemungutan suara Pemilihan Kepala Daerah DKI Jakarta putaran kedua telah dituntaskan hari ini. Berdasarkan hasil hitung cepat dari berbagai lembaga, pasangan calon gubernur dan wakil gubernur nomor urut tiga Anies Baswedan dan Sandiaga Uno unggul atas pasangan cagub dan cawagub nomor urut dua Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Syaiful Hidayat.

Tidak hanya terhadap perpolitikan nasional, Pilkada DKI Jakarta juga memiliki dampak terhadap perekonomian negara. Menurut ekonom Institute for Development of Economics and Finance Eko Listiyanto, apabila pilkada berjalan lancar, maka akan ada sentimen positif ke pasar modal dan pasar uang.Hanya saja sentimen tersebut tidak akan berlangsung lama. "Paling sampai akhir minggu ini," ujar Eko kepada Republika di Jakarta. Ia menambahkan, meskipun ada, dampak pilkada ke sektor riil juga tidak akan terlalu besar.

Begitu pula pengaruhnya ke perdagangan ritel. "Kalau melihat di putaran pertama tidak besar dampaknya, maka demikian pula di putaran kedua," kata Eko.Menurut dia, bila ada peningkatan aktivitas, itu lebih karena momentum libur panjang yang beberapa kali terjadi di bulan ini. "Jadi mendorong orang meningkatkan konsumsinya seperti rekreasi, transportasi, makanan, minuman, pakaian, dan lain-lain. Jadi bukan karena pilkada. Kebetulan saja momentum libur panjang bertepatan dengan pilkada," jelas Eko.

Bestprofit 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar