Senin, 24 April 2017

Tak Kuasa Menanggung Kerugian, Alasan Modern Internasional Jual 7-Eleven

Melansir keterangan yang diterbitkan perseroan di Jakarta | PT Bestprofit Futures Bandung
PT Bestprofit Futures Bandung

Adapun alasan dijualnya segmen bisnis tersebut, adalah lantaran segmen usaha ini telah mengalami kerugian di tahun-tahun akhir, sebagai akibat dari kompetisi pasar yang tinggi, serta pengembangan segmen bisnis ini diperlukan modal yang besar pada masa yang akan datang. Menurut MDRN, dengan dijualnya segmen usaha tersebut, maka perseroan masih memilki bisnis lain, yaitu sebagai distributor peralatan kesehatan medis, di bawah merk Shimadzu dan Sirona.

Selain itu, perseroan juga menjadi distributor Document Management Solution di bawah entitas anak PT Modern Data Solusi. Sekadar informasi, adapun persyaratan-persyaratan yang harus pelaksanaan transaksi yang harus dipenuhi antara lain persetujuan-persetujuan korporasi dari MI dan MSI, termasuk persetujuan RUPS dan Dewan Komisaris sehubungan dengan rencana Transaksi telah diperoleh.

Selain itu, persetujuan dari instansi Pemerintah telah diperoleh, termasuk persetujuan Kementerian Perdagangan atas pengakhiran Perjanjian Waralaba (clean break) dan penunjukan CPRI selaku penerima waralaba yang baru, serta dari persetujuan Otoritas Jasa Keuangan sehubungan dengan rencana Transaksi.PT Modern Internasional Tbk (MDRN) menjual segmen bisnis ritelnya 7 Eleven kepada PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) dengan harga Rp1 triliun.

Penjualan ini dilakukan, lantaran bisnis ritel tersebut menjadi beban bagi keuangan MDRN. Melansir keterangan yang diterbitkan perseroan di Jakarta, Selasa (25/4/2017), MDRN menjual PT Modern Sevel Indonesia (MSI) pada 19 April 2017. Transaksi tersebut, akan diselesaikan sebelum 30 Juni, setelah menyelesaikan berbagai persyaratan yang ada. PT Modern Internasional Tbk (MDRN) menjual segmen bisnis ritelnya 7 Eleven kepada PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) dengan harga Rp1 triliun.

Penjualan ini dilakukan, lantaran bisnis ritel tersebut menjadi beban bagi keuangan MDRN. Melansir keterangan yang diterbitkan perseroan di Jakarta, Selasa (25/4/2017), MDRN menjual PT Modern Sevel Indonesia (MSI) pada 19 April 2017. Transaksi tersebut, akan diselesaikan sebelum 30 Juni, setelah menyelesaikan berbagai persyaratan yang ada.

Alasan Sevel Dijual: Rugi Bertahun-tahun | PT Bestprofit Futures Bandung

"Pertimbangan perseroan melalui MSI untuk menjual segmen usaha ini adalah karena segmen bisnis ini telah mengalami kerugian di tahun-tahun terakhir sebagai akibat dari kompetisi pasar yang tinggi serta pengembangan segmen bisnis ini diperlukan modal yang besar pada masa yang akan datang," tulis pihak MSI dalam keterbukaan.

Pada awal tahun, detikFinance sempat menelusuri perkembangan bisnis tersebut di Jakarta. Tercatat ada penutupan 30 gerai akibat rugi, seiring dengan biaya operasional yang membengkak tak sesuai pendapatan.Ada berbagai isu yang sempat menjadi indikasi, seperti larangan penjualan alkohol hingga aktivitas nongkrong enggak jajan.

PT Modern Sevel Indonesia (MSI) akhirnya menyerah. 7-Eleven alias Sevel, waralaba yang namanya sempat melejit di tanah air harus beralih kepemilikan ke PT Charoen Pokphand Restu Indonesia (CPRI) yang merupakan entitas dari PT Charoen Pokphand Indonesia (CPI) Tbk.

Sevel dijual sebesar Rp 1 triliun yang artinya nilai transaksi tersebut melebihi dari 50% dari nilai ekuitas perseroan per 31 Desember 2016.Berdasarkan keterbukaan informasi yang dikutip detikFinance, Selasa (25/4/2017), pihak MSI menyatakan bahwa penjualan terjadi karena mengalami kerugian bertahun-tahun.Perusahaan merasa, dalam pengembangan bisnis pada segmen tersebut membutuhkan tambahan modal yang sangat besar.

Dulu Sevel Ramai Terus, Kok Sekarang Rugi | PT Bestprofit Futures Bandung

Sementara untuk kondisi yang terjadi pada 7-Eleven sendiri, Levita mengatakan ada beberapa faktor yang menyebabkan waralaba yang memiliki segmen bisnis restoran dan convenience store itu mengalami kerugian.

"Kalau Sevel rugi, mungkin karena satu, dia izinnya buka hanya untuk daerah Jakarta. Belum seluruh Indonesia. Biasanya kalau bisnis itu kalau di satu tempat lokasinya tidak menguntungkan, maka dia akan pindah ke lokasi lain.

Bisnis waralaba 7-Eleven alias sevel diakuisisi oleh PT Charoen Pokphand Restu Indonesia (CPRI). Berdasarkan data keterbukaan informasi, bisnis waralaba yang sempat berkembang besar di Indonesia itu mengalami kerugian dalam beberapa tahun terakhir karena persaingan yang tinggi.

Ketua Waralaba dan Lisensi Indonesia (WALI), Levita Supit, dalam analisanya menyebutkan pada dasarnya perkembangan bisnis waralaba di Indonesia tengah mengalami perlambatan, terutama untuk jenis Food and Beverage. Dari catatannya, pertumbuhan untuk bisnis waralaba di Indonesia sekitar 10% pada tahun 2016 lalu.

PT Bestprofit 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar