Rabu, 19 April 2017

ULN Melambat bukan Indikator Perbaikan Ekonomi

Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia tumbuh melambat 2,7 persen  | PT Bestprofit Futures Pontianak
PT Bestprofit Futures Pontianak

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BITirta Segara menyebutkan, berdasarkan jangka waktu, melambatnya ULN paling banyak terjadi pada ULN jangka panjang. "ULN jangka panjang pada Februari 2017 tumbuh 0,8 persen yoy, lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan Januari 2017 yang mencapai 2,1 persen yoy," ujarnya. ULN jangka panjang masih mendominasi ULN Indonesia,  pada Februari bahkan tercatat sebesar 278,1 miliar dolar AS atau 86,4 persen dari total ULN. Tirta mengatakan, ULN jangka panjang itu terdiri dari ULN sektor publik sebesar 159,5 miliar dolar AS dan ULN sektor swasta 118,5 miliar dolar AS.

Sementara itu,  ULN jangka pendek tumbuh 17 persen yoy. Lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan Januari sebesar 14,7 persen yoy terutama karena meningkatnya utang dagang sektor swasta. ULN jangka pendek tersebut sebesar 43,6 miliar dolar AS yang terdiri dari ULN sektor swasta 41,2 miliar dolar AS serta ULN sektor publik sebesar 2,4 miliar dolar AS.Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia tumbuh melambat 2,7 persen year on year (yoy) atau sebesar Rp 321,7 miliar dolar AS pasa Februari tahun ini.Sebelumnya pada Januari tumbuh 3,6 persen yoy. Berdasarkan kelompok peminjam, Bank Indonesia menyatakan, perlambatan tersebut dipengaruhi oleh ULN sektor publik yang juga tumbuh melambat. Hal itu seiring dengan ULN sektor swasta yang tetap menurun.

ULN sektor publik pada Februari 2017 tercatat sebesar 162 miliar dolar AS atau tumbuh 10,3 persen yoy. Lebih rendah dari pertumbuhan Bulan sebelumnya sebesar 12,4 persen yoy. Sedangkan,  posisi ULN sektor swasta pada Februari 2017 tercatat sebesar 159,7 miliar dolar AS atau turun 4,0 persen yoy sama dengan penurunan Bulan sebelumnya.

Meski begitu, Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Mohammad Faisal menilai terlalu cepat bila menganggap perlambatan pertumbuhan ULN ini sebagai indikator perbaikan. "ULN walau melambat dalam satu bulan, terlalu dini untuk bisa disimpulkan mengalami perbaikan," ujarnya kepada Republika, Rabu, (19/4).Menurutnya,  tren pertumbuhan ULN memang naik turun. Dengan begitu masih dalam kondisi normal.

Darmin sebut proyek infrastruktur picu lonjakan utang luar negeri | PT Bestprofit Futures Pontianak

Dia menjelaskan, pemerintah tengah fokus menggenjot pembangunan infrastruktur. Ini bertujuan untuk menggerakan perekonomian rakyat"Sudah bertahun-tahun pembangunan infrastruktur nggak jalan atau jalan tapi sangat lambat, nggak memadai. Akibatnya ekonomi rakyat enggak bergerak," katanya."Itu sebabnya perlu percepatan pembangunan infrastruktur. Apa boleh buat itu perlu biaya. Tapi sekali investasi, terpakainya 20-30 tahun."

Bank Indonesia mencatat, per Februari lalu, utang luar negeri sebesar USD 321,70 miliar. Naik dibanding Januari 2017 dan Desember 2016, masing-masing USD 320,92 miliar dan USD 316,78 miliar.Dari utang sebesar itu, sebanyak USD 158,16 miliar merupakan pinjaman pemerintah dan Bank Indonesia (USD 3,8 miliar).Sisanya, USD 159,73 miliar, utang swasta. Terdiri dari utang perbankan USD 29,31 miliar dan nonperbankan USD 130,42 miliar.

Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution beralasan tingginya kebutuhan pembiayaan infrastruktur memicu lonjakan utang luar negeri."Begini, kami itukan membangun infrastruktur banyak sekali. Kami usahakan mayoritas swasta, BUMN, dan APBN.Tapi nggak cukup juga pengeluaran negara untuk infrastruktur," ujar Darmin seusai menggunakan hak untuk memilih gubernur DKI Jakarta, di TPS Liga Mas Pancoran, Rabu (19/4).

Utang Luar Negeri Tumbuh Lambat Dinilai tak Indikasikan Perbaikan | PT Bestprofit Futures Pontianak

Menurutnya, tren pertumbuhan ULN memang naik turun. Sehingga, pelambatan itu dinilai masih dalam kondisi normal. Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara menyebutkan, berdasarkan jangka waktu, melambatnya ULN paling banyak terjadi pada ULN jangka panjang. "ULN jangka panjang pada Februari 2017 tumbuh 0,8 persen yoy, lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan Januari 2017 yang mencapai 2,1 persen yoy," ujarnya.

ULN jangka panjang masih mendominasi ULN Indonesia, pada Februari bahkan tercatat sebesar 278,1 miliar dolar AS atau 86,4 persen dari total ULN. Tirta mengatakan, ULN jangka panjang itu terdiri dari ULN sektor publik sebesar 159,5 miliar dolar AS dan ULN sektor swasta 118,5 miliar dolar AS. Sementara itu, ULN jangka pendek tumbuh 17 persen yoy.

Lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan Januari sebesar 14,7 persen yoy terutama karena meningkatnya utang dagang sektor swasta. Utang luar negeri jangka pendek tersebut sebesar 43,6 miliar dolar AS yang terdiri dari ULN sektor swasta 41,2 miliar dolar AS serta ULN sektor publik sebesar 2,4 miliar dolar AS.

Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia tumbuh melambat 2,7 persen year on year (yoy) atau sebesar Rp 321,7 miliar dolar AS pasa Februari tahun ini. Sebelumnya pada Januari tumbuh 3,6 persen yoy.
Berdasarkan kelompok peminjam, Bank Indonesia menyatakan, perlambatan tersebut dipengaruhi oleh ULN sektor publik yang juga tumbuh melambat. Hal itu seiring dengan ULN sektor swasta yang tetap menurun.  Utang luar negeri sektor publik pada Februari 2017 tercatat sebesar 162 miliar dolar AS atau tumbuh 10,3 persen yoy.

 Angka ini lebih rendah dari pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 12,4 persen yoy. Sedangkan,  posisi ULN sektor swasta pada Februari 2017 tercatat sebesar 159,7 miliar dolar AS atau turun 4,0 persen yoy sama dengan penurunan Bulan sebelumnya. Meski begitu, Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Mohammad Faisal menilai terlalu cepat bila menganggap perlambatan pertumbuhan ULN ini sebagai indikator perbaikan. "ULN walau melambat dalam satu bulan, terlalu dini untuk bisa disimpulkan mengalami perbaikan," ujarnya kepada Republika.co.id, Rabu (19/4).

Best Profit 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar