Kamis, 06 April 2017

Pantau dengan Satelit, Tak Ada Lagi Ruang bagi Pelaku Illegal Fishing

Pemerintah Inggris melalui UK Space Agency (UKSA) | PT Bestprofit Futures Malang
PT Bestprofit Futures Malang

Untuk Continue survey terhadap satu area itu tetap berlangsung, satelit ini juga kerjasama dengan banyak satelit lainya . "Satelitnya ada beberapa karena kita enggak kerjasama dengan Inmarssat saja, banyak yang membantu kita di sini, supaya dapat yang efisien, efektif dan monitoring," jelas Rifky.

Selain itu, KKP juga bekerjasama dengan instansi lain dan akan digunakan untuk menjaga perairan kita dari penjarahan. "Itu prinsipalnya, bahwa nanti tidak tercover pasti karena teknologi terbatas. Makanya kita ajak banyak pihak, paling tidak kita mempersempit ruang gerak dari pada pelaku kriminal terkait dengan IUU fishing," imbuhnya Rifky mengatakan sudah ada keberhasilan dan cukup efektif dari adanya satelit ini. Ia menjelaskan karena satelit ini merupakan satelit imaging dan radar, nanti semua data itu akan digunakan untuk aksi penyergapan.

"Makanya anggaran kita tidak besar, karena itu efektif, kapal kita bergerak menyergap bukan patroli," tegasnya Proyek ini sendiri bernilai +£ 8 juta (UKSA +£4 juta dan Inmarsat consortium +£4 juta) atau senilai Rp132 miliar. "Proyek satelitnya sendiri sudah berjalan dari tahun 2016, jadi 1 April 2017 sudah 1 tahun, untuk aplikasinya sudah mulai proyek di tanggal 17-18 Januari 2017 dan di-launching pada 1 April 2017," ujar Rifky

Sekretaris Jenderal Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Rifky Effendi Hardhianri mengatakan, proyek ini mendukung reputasi Indonesia sebagai pionir untuk mengantarkan perikanan yang terkendala dengan keterlacakan tinggi yang menguntungkan masyarakat lokal.

"Nantinya implementasi dari proyek ini dilengkapi dengan jangkauan pilot project yang mencapai 200 kapal ikan berukuran di atas 30 Gross Ton (GT) dan 200 kapal non VMS berukuran 20 hingga 30 GT," ujarnya di Kantor KKP, Jakarta , Kamis (6/4/2017) Rifky menjelaskan, satelit itu akan ada banyak dan akan terus mengorbit (berputar).

RI-Inggris Bikin Satelit Buat Lacak Pencuri Ikan di Indonesia | PT Bestprofit Futures Malang

Sambungnya, proyek tersebut mendukung reputasi Indonesia sebagai pionir untuk mengantarkan perikanan yang terkendali dengan keterlacakan tinggi, dan mampu menguntungkan masyarakat lokal.
"Jadi ini satelit imaging, radar yang memantulkan data. Semua data itu kita gunakan untuk aksi penyergapan, makanya anggaran kita tidak besar. Karena itu efektif, kapal kita bergerak menyergap bukan patroli," Rifky menerangkan.

Dia mengaku, kerja sama dengan Inggris melalui pemanfaatan teknologi satelit sudah berlangsung sejak 2016. Sementara sistem VMS untuk proyek satelit diluncurkan per 1 April 2017."Implementasi dari proyek itu dilengkapi jangkauan pilot project yang mencapai 200 kapal ikan berukuran di atas 30 GT dan 200 kapal non VMS berukuran 20-30 GT," paparnya.

Proyek Inmarsat bertugas memastikan produk perikanan Indonesia aman, berkualitas, dan bebas dari tindak pencurian ikan ilegal. Bagi Indonesia, proyek tersebut dapat mengangkat reputasi Indonesia di European Commision Trade Group guna mendapatkan penurunan tarif bea masuk produk perikanan.

"Meskipun Inggris telah menyatakan keluar dari Uni Eropa, tapi aturan pengelolaannya masih ikut Common Fisheries Policy (CFP) Uni Eropa. Jadi harus diteliti kebersihan dan keamanan produk yang masuk ke negaranya," kata Rifky.Sebagai informasi, ekspor produk hasil perikanan dari Indonesia ke Inggris selama ini didominasi udang, tuna, cakalang, tongkol, kepiting atau rajungan, rumput laut dan ganggang lainnya, cumi-cumi atau sotong.

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dan pemerintah Inggris berkolaborasi memberantas praktik pencurian ikan di wilayah perairan Indonesia. Inggris mendukung program Menteri Susi Pudjiastuti dengan membantu proyek teknologi satelit di Indonesia senilai Rp 132 miliar.

Kerja sama investasi ini disepakati saat kunjungan Menteri Perdagangan Inggris, Hon Liam Fox ke kantor Susi Pudjiastuti, hari ini (6/4/2017). Dalam pertemuan tersebut, Menteri Susi diwakilkan oleh Sekretaris Jenderal KKP, Rifky Effendi Hardijanto.Rifky mengungkapkan, pemerintah Inggris melalui UK Space Agency (UKSA) telah menyetujui tawaran investasi di Indonesia dengan membuat proyek teknologi satelit bersama Inmarsat (International Maritime Satelite) senilai 8 juta pound sterling.

"Proyek ini nilainya 8 juta pound sterling, dari UKSA 4 juta pound sterling dan Inmarsat 4 juta pound sterling atau senilai Rp 132 miliar," ujarnya di GMB IV KKP, Jakarta, Kamis ini.Lebih jauh dijelaskan Rifky, proyek inovasi berbasis teknologi satelit ini berupa aplikasi VMS (Vessel Monitoring System) demi mendukung pengurangan praktik pencurian ikan, serta meningkatkan kesejahteraan nelayan.

Pakai Satelit Made in Inggris, Susi Lacak Maling Ikan di Laut RI | PT Bestprofit Futures Malang

"Ini semua kita gunakan untuk menjaga perairan kita dari penjarahan, itu prinsipalnya, bahwa nanti tidak ter-cover pasti karena teknologi terbatas, makanya kita ajak banyak pihak, paling tidak kita mempersempit ruang gerak dari pada pelaku kriminal terkait dengan IUU fishing," terang Rifky.
Rifky menambahkan, pengawasan laut RI dari tindakan illegal fishing nantinya akan dikombinasikan dengan beberapa data oengawasan yang didapat, seperti dari radar, surveilance pesawat terbang, dan kapal patroli.

"Saya katakan, sudah ada keberhasilan, jadi gini satelit imaging, radar, nanti semua data itu kita gunakan untuk aksi penyergapan, makanya anggaran kita tidak besar, karena itu efektif, kapal kita bergerak menyergap bukan patroli," pungkas Rifky.

Menteri Perdagangan Internasional Inggris, Liam Fox, meninjau proyek satelit kerja sama Indonesia Inggris melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Satelit dbuat oleh UK Space Agency bersama Inmarsat Consortium senilai Rp 132 miliar.KKP memakai satelit ini untuk melacak aksi illegal fishing di seluruh perairan Indonesia.

"Sudah berjalan sejak 2016, dan telah dioperasikan Awal April 2017," ujar Sekretaris Jenderal KKP, Rifky Effendi Hardijanto, di Gedung Mina Bahari IV KKP, Kamis (6/4/2017).Dia menjelaskan, proyek inovasi berbasis satelit ini berupa aplikasi Vessel Monitoring System (VMS) yang tujuannya mengurangi tindakan ilegal fishing di perairan Indonesia. Kerja sama ini juga mendukung Indonesia sebagai pionir untuk memberantas aksi pencurian ikan.


PT Bestprofit 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar