Senin, 03 April 2017

Ladang di Libya Kembali Beroperasi, Harga Minyak Turun

Meskipun permintaan energi berdasarkan data ekonomi Asia cukup tinggi | PT Bestprofit Futures Pusat
PT Bestprofit Futures

Ia menambahkan, ketidakpastian tarif bulan depan menambah volatilitas jangka pendek harga minyak. Kedua faktor ini mempengaruhi pergerakan harga di paruh kedua tahun ini.Sementara itu, perusahaan jasa energi Baker Hughes melaporkan jumlah rig AS naik 10 rig menjadi 662 pada pekan lalu, dan membuat rekor baru di kuartal pertama sejak pertengahan 2011.

Hal ini mendorong prospek kenaikan minyak serpih AS. Data ekonomi dari Asia menunjukkan permintaan energi di kawasan tersebut akan meningkat. Data manufaktur sebagian besar pabrik di Asia tumbuh solid secara bulanan di Maret.PMI China menunjukkan perluasan pabrik untuk bulan ke-9 pada Maret meskipun pertumbuhannya melambat karena pesanan ekspor baru yang melambat."Angka-angka PMI China yang cukup positif memberikan dukungan untuk harga minyak," ucap analis pasar utama di Sydney CMC Markets Spooner.

Sebagaimana diketahui harga minyak telah mengalami reli selama tiga hari pekan lalu, didorong oleh penurunan produksi Libya dan ekspektasi bahwa OPEC dan non-OPEC seperti Rusia akan memperpanjang periode pemotongan produksi, paska-Juni.Namun, investor lebih berhati-hati dengan keberlanjutan kenaikan harga.InterContinental Exchange menunjukkan hedge fund dan manajer uang menurunkan pembelian bersih sebanyak 28.942 menjadi 372.756 kontrak dalam pekan yang berakhir 28 Maret, terendah sejak 29 November 2016.

Harga minyak pada perdagangan Senin (3/4/2017) ditutup sedikit menurun, karena rebound produksi minyak di Libya, meskipun permintaan energi berdasarkan data ekonomi Asia cukup tinggi.Ladang minyak di Libya barat, Sharara, yang sempat shutdown selama sepekan kembali beroperasi, dengan produksi mencapai 120.000 barel per hari (bph) pada Senin kemarin. Sebelum shutdown, 27 Maret, produksi Sharara mencapai 220.000 bph.

Dikutip dari CNBC, pada Selasa (4/4/2017) harga patokan minyak mentah Amerika Serikat (AS) atau West Texas Intermediate (WTI) ditutup 50,24 dollar AS per barel, atau turun 36 sen dibandingkan perdagangan hari sebelumnya.Sementara itu, harga patokan minyak mentah berjangka Brent berakhir di 53,12 dollar AS per barel atau turun 41 sen dibandingkan perdagangan hari sebelumnya. "Perkembangan utama selama akhir pekan adalah karena restart Sharara," kata managing director Petromatrix, Olivier Jakob.

Tertekan Rebound Produksi Libya, WTI Berakhir Melemah 0,71% | PT Bestprofit Futures

Ladang minyak terbesar di negara tersebut memproduksi sekitar 120.000 barel per hari (bph) pada Senin dan sekitar 220.000 bph sebelum 27 Maret.“Perkembangan utama seputar akhir pekan adalah kembali dimulainya produksi Sharara,” ujar managing director PetroMatrix Olivier Jakob, seperti dikutip dari Reuters (Selasa, 4/4/2017).

Menurutnya, ketidakpastian tentang produksi Libya menambah volatilitas terhadap harga minyak. Hal ini menjadi faktor yang dapat menggerakan adanya keseimbangan pada pasar untuk paruh kedua tahun ini.Turut menekan harga minyak, perusahaan jasa energi Baker Hughes menyatakan adanya kenaikan jumlah rig AS sebesar 10 menjadi 662 rig pekan lalu, menjadikan kuartal pertama sebagai yang terkuat dalam hal pertambahan jumlah rig sejak pertengahan 2011.

Meski demikian, pada saat yang sama data dari Asia menunjukkan permintaan energi yang solid ke depan.Data manufaktur menunjukkan pabrik di wilayah Asia membukukan penguatan solid untuk bulan baru pada Maret. Indeks manajer pembelian (PMI) dari China menunjukkan ekspansi untuk bulan kesembilan berturut-turut.

Pergerakan harga minyak mentah berakhir melemah pada perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), tertekan oleh rebound pada produksi minyak di Libya yang menutup data ekonomi optimistis dari Asia.Harga minyak WTI kontrak Mei 2017 ditutup melemah 0,71% atau 0,36 poin ke US$50,24 per barel, setelah dibuka dengan penguatan 0,18% atau 0,09 poin di posisi 50,69.

Patokan Eropa minyak Brent untuk kontrak Juni 2017 turut berakhir melemah 0,77% atau 0,41 poin ke US$53,12, setelah dibuka dengan kenaikan 0,17% atau 0,09 poin di posisi 53,62.Ladang minyak Sharara di Libya melanjutkan produksinya pada hari Minggu setelah sempat terhambat oleh gangguan sepanjang pekan itu.

Pasokan AS Dan Libya Membaik, Harga Minyak Kembali Terkoreksi | PT Bestprofit Futures Pusat

Laporan-laporan media mengatakan pada Senin (3/4/2017) bahwa ladang minyak Sharara Libya, terbesar di negara tersebut, kembali berproduksi pada Minggu (2/4/2017) setelah mengalami gangguan selama seminggu.Para analis menyatakan bahwa kenaikan produksi mengangkat kekhawatiran pasar tentang kelebihan pasokan minyak global dan menekan harga minyak pada Senin (3/4/2017).

Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Mei, terkoreksi US$0,36 menjadi US$50,24 per barel di New York Mercantile Exchange.Sementara itu, patokan Eropa, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Juni turun US$0,41menjadi ditutup pada US$53,12 per barel di London ICE Futures Exchange.

Harga minyak dunia berakhir melemah pada Senin (3/4/2017), di tengah meningkatnya pasokan dari ladang-ladang minyak di Libya dan Amerika Serikat.Rig AS yang diklasifikasikan sebagai pengeboran minyak bertambah 10 rig menjadi 662 rig pada pekan lalu, menurut statistik yang dirilis oleh perusahaan jasa ladang minyak Baker Hughes pada Jumat (31/3/2017).

Best Profit

Tidak ada komentar:

Posting Komentar