Kamis, 27 April 2017

Indonesia Wajib Manfaatkan Pertumbuhan Ekonomi Global 3,5%

Penjelasan Lengkap Gubernur BI Soal Pelambatan Ekonomi Global |  pt bpf pontianak

pt bpf pontianak

"Sedangkan BI, sebagai otoritas moneter, stabilitator sistem keuangan dan sistem pembayaran, menggunakan instrumen bunga acuan dengan meningkatkan efektivitas dari Bank Indonesia Rate menjadi 7-Day Reverse Repo Rate," kata Agus.Upaya tersebut untuk meningkatkan kredibilitas instrumen bunga acuan otoritas moneter terhadap permintaan di pasar keuangan. Di sisi lain, kata Agus, BI juga menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah agar daya beli masyarakat tidak tergerus."Selain itu penguatan koordinasi juga dilakukan dengan upaya menjaga stabilitas sistem keuangan. Salah satunya pengesahan Undang-Undang Pencegahan dan Penanganan Krisis Sistem Keuangan (PPKSK)," ujar dia .

Dengan bauran kebijakan tersebut, Indonesia dapat mencegah tekanan deras ekonomi global. Alhasil, kata Agus,Indonesia pada 2016 dapat mencapai pertumbuhan ekonomi 5,2 persen (yoy) atau lebih baik dari negara-negara lainnya. Selain bauran kebijakan, pelajaran kedua dari 2016, lanjut Agus adalah penguatan koordinasi dan sinergi kebijakan dari pemerintah pusat hingga daerah yang mampu meningkatkan resiliensi dan fleksibilitas ekonomi.Melalui bauran dan koordinasi kebijakan itu pula, kata Agus, inflasi Indonesia pada 2016 berada di bias bawah target sasaran yakni 3,02 (yoy) persen.Selain itu, koordinasi kebijakan juga telah memperkuat fundamental ekonomi Indonesia. Alhasil, indikator Neraca Pembayaran Indonesia berbalik mencetak surplus US$ 12 miliar dan kurs rupiah terjaga di level Rp 13 ribu per dolar AS.

"Sedangkan pelajaran ketiga, adalah pentingnya diversifikasi sumber ekonomi dengan melanjutkan reformasi struktural perekonomian," ujar dia.Gubernur BI  Agus Martowardojo menjabarkan dinamika dan perlambatan ekonomi global sepanjang 2016. Kondisi itu memberikan tiga pelajaran penting untuk diadaptasi oleh negara berkembang, termasuk Indonesia agar mampu meningkatkan imunitas ekonomi domestik dari guncangan."Pertama, perlunya respons bauran kebijakan makro ekonomi antara fiskal, moneter, riil, yang tepat waktu, kedua konsisten, dan ketiga diterapkan secara disiplin," kata Agus dalam peluncuran buku Laporan Perekonomian Indonesia (LPI) 2016 di Jakarta, Kamis, 27 April 2017.

Pada 2016, Agus mencontohkan, tiga masalah besar ekonomi datang dari lemahnya pertumbuhan ekonomi global, anjloknya harga komoditas yang memukul nilai ekspor, dan juga ketidakpastian pasar keuangan karena kebijakan moneter Bank Sentral AS Federal Reserve.Dengan tiga masalah utama tersebut, pemerintah sebagai pengendali instrumen fiskal atau belanja negara harus "mengencangkan ikat pinggang" dengan hanya meningkatkan alokasi belanja sektor produktif, tidak lagi untuk konsumtif. Pemerintah juga berupaya menambah pundi pundi uang negara dengan program amnesti pajak agar konsumsi pemerintah dapat terjaga.

Ekonomi global tahun ini diprediksi akan tumbuh | pt bpf pontianak

"Ekonomi akan terus membaik. Ekonomi dunia diperkirakan lebih baik. Ekonomi dunia ketika di awal tahun sepanjang tahun diprediksi menurun. Tahun ini pertama kali koreksi meningkat.

Kita peroleh data ekonomi dunia dari 3,4% jadi 3,5%, 2018 tetap 3,6%. Pada 2016 3,1%. Kalau naik 3,5%, tentu jadi harapan," ungkapnya di Kantor Pusat BI, Jakarta, Kamis 27 April 2017.

Ekonomi global tahun ini diprediksi akan tumbuh pada level 3,5%, lebih tinggi dibandingkan capaian tahun lalu sebesar 3,1%.

Menurut Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo, target ini telah dikoreksi dari sebelumnya berada di level 3,4%. Hal ini pun turut menjadi sentimen positif bagi dunia internasional.

Perekonomian Indonesia dinilai terus mengalami perbaikan | pt bpf pontianak

Dalam diskusi Laporan Perekonomian Indonesia 2016 di gedung Bank Indonesia, Kamis (27/4), Mirza menceritakan, pada Mei 2013 terjadi guncangan pada perekonomian nasional. Saat itu bank sentral mengakhiri rezim suku bunga rendahnya, kemudian pemerintah juga memangkas subsidi bahan bakar minyak (BBM) secara signifikan.Kenaikan suku bunga yang dilakukan oleh bank sentral bertujuan untuk mengendalikan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Menurut Mirza dengan kurs yang stabil mencerminkan kondisi fundamental ekonomi nasional.

Perekonomian Indonesia dinilai terus mengalami perbaikan. Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Mirza Adityaswara mengungkapkan, periode 2013-2015 merupakan masa-masa perbaikan yang sangat berat. Masa itu sudah lewat.Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2013 tercatat 5,56%, pada 2014 turun menjadi 5,01% dan pada 2015 lebih rendah lagi, yakni 4,88%. Namun memasuki 2016, pertumbuhan ekonomi sudah mulai membaik tercatat total 5,02%.

Kuartal I 2016 tercatat 4,92% kemudian kuartal II 5,18%, kuartal III 5,01% dan kuartal IV tercatat 4,94%. Selain pertumbuhan ekonomi, inflasi tercatat cukup rendah yakni 3,07% turun dibandingkan inflasi tahun sebelumnya sebesar 3,95%.Hal ini terjadi karena aksi-aksi yang dilakukan oleh bank sentral, pemerintah dan Otoritas jasa keuangan (OJK).

pt bpf pontianak

Tidak ada komentar:

Posting Komentar