Kamis, 06 April 2017

Pertamina Terus Upayakan BBM Satu Harga di Indonesia

Janji pemerintahan Presiden Jokowi agar Bahan Bakar Minyak (BBM) satu harga | PT Bestprofit Futures Pontianak

PT Bestprofit Futures Pontianak

Menurut Gigih, ‎Pertamina membutuhkan dukungan pemerintah daerah (Pemda) untuk menerapkan kebijakan BBM satu harga.Diantaranya dengan membangun infrastruktur yang menunjang pengiriman BBM, seperti jalan, jembatan dan dermaga. Pemda dinilai punya peran penting dalam rencana ini. Kalau infrastruktur sudah tersedia dan harga BBM bersubsidi atau penugasan telah sama seperti yang ditetapkan pemerintah, maka akan menggerakan perekonomian dan mendorong pertumbuhan daerah.

"Ini kan jadi efek berganda bagi wilayahnya. Apapun kalau pemerintah bisa mempercepat infrasturktur yang ada," terang Gigih. Untuk melaksanakan program tersebut, Pertamina merencanakan pembangunan lembaga penyalur secara bertahap dalam tiga tahun, sebanyak 150 lembaga penyalur.Dalam kesempatan itu, pihak Pertamina juga mengungkapkan sudah mengantisipasi pasokan BBM menjelang bulan puasa dan lebara terutama saat musim mudik 2017.

Menurut Vice President Retail Fuel Marketing Pertamina Afandi ‎, konsumsi sejumlah BBM akan mengalami kenaikan pada musim mudik nanti, seperti premium dari kondisi normal 38 ribu kilo liter (KL) per hari menjadi 50 ribu KL per hari.Konsumsi Pertamax dari kondisi normal sekitar 17 ribu per KL naik menjadi sekitar 19 ribu KL per hari. Sedangkan Pertalite dari 39 ribu KL per hari naik menjadi 45 ribu KL per hari. "Ini prediksi sekarang dengan situasi jalan tol bertambah mungkin akan berbeda lagi. Jadi kami memprediksi yang kondisi moderat," tukas Afandi.

Pertamina akan menambah persediaan stok BBM dan jumlah mobil tangki untuk menyalurkan BBM ke stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU). Selain itu, mereka juga akan menyiapkan kantung-kantung BBM, berupa mobil tangki‎ yang disiagakan ‎dekat SPBU. Hal ini untuk mempercepat pasokan BBM ke SPBU untuk mengantisipasi kepadatan lalu lintas yang bisa menghambat pasokan BBM.Janji pemerintahan Presiden Jokowi agar Bahan Bakar Minyak (BBM) satu harga bisa terwujud di Indonesia bukan sekedar wacana.

Hal itu masih terus diusahakan terutama melalui PT Pertamina (Persero). Karena itu, pihak Pertamina pun  menuntut pemerintah daerah menyediakan infrastruktur untuk mendorong penerapan BBM satu harga di seluruh wilayah Indonesia.Kalau iinfrastruktur sudah tersedia dengan lengkap, maka penyaluran BBM akan lebih mudah.

 Senior Vice President Fuel Marketing and Distribution Pertamina Gigih Wahyu Irianto mengatakan, untuk menyalurkan BBM bersubsidi dan penugasan ke seluruh pelosok negeri, agar harganya sama dengan yang ditetapkan pemerintah, Pertamina mengalami kendala ketersediaan infrastruktur."Untuk menjalankan program BBM satu harga banyak tantangannya, terutama infrastruktur," ucap Gigih, di Kantor Pusat Pertamina, Jakarta, Selasa (4/4/2017).

Bakal Dijual di Indonesia, Berapa Harga Per-Liter BBM Euro 4 | PT Bestprofit Futures Pontianak

Ia menilai tidak semua masyarakat siap karena bahan bakar dengan Premium dengan Ron 88 masih digunakan masyarakat padahal Pertamina sudah mengeluarkan Petralite, Pertamax hingga Pertamax Turbo dengan spesifikasi yang lebih bagus.“Pertamina sudah inistaif mengeluarkan Pertamax, Petralite dan Turbo. Tapi masyaratnya bagaimana? siap atau bagaimana?” ucap dia. “Mobil sekarang mestinya sudah tak bisa pakai premium tapi masih ada yang pakai.”

Pertamina menjelaskan ada kemungkinan mengimpor bahan bakar Euro 4 jika Indonesia mulai menerapkan pada tahun depan. Kendati demikian, Afandi tidak menjelaskan akan mengimpor dari mana karena masih menyusun roadmap. “Impornya belum tahu,” cetus Afandi.“Kilangnya masih bertahap. Kualitas yang bagus dihasilkan dari kilang yang baru,” lanjut dia. “Kilang kita belum siap, kalau belum siap ya kita impor.”

PT Pertamina (Persero) secara bertahap akan mempersiapkan bahan bakar minyak (BBM) berstandar Euro 4 di seluruh wilayah Indonesia pada 2025 atau setelah kilang baru di Balikpapan selesai dibangun.Afandi, Vice President Retail Fuel Marketing Pertamina, memprediksi harga bahan bakar berstandar Euro 4 akan sedikit lebih mahal dari Pertamax Turbo dengan spesifikasi Ron 98 yang dijual seharga Rp9.150 per liter.

“Harganya tergantung pembandingnya, sekarang Pertamax Turbo itu harganya berapa? Itu mendekati Euro 4. Euro lebih mahal lagi, pasti di atas Rp9.000 (per liter) ,” ucap Afandi kepada wartawan di Jakarta, Selasa.Di sisi lain, Afandi mempertanyakan kesiapan masyarakat Indonesia yang terbiasa menggunakan bahan bakar berstandar Euro 2 untuk beralih bahan bakar Euro 4 yang lebih mahal.

Pertamina Belum Punya BBM Standar Euro IV | PT Bestprofit Futures Pontianak

Jika dirinci secara sederhana kandungannya, bahan bakar khusus (BBK) yang dimiliki Pertamina saat ini, adalah Pertalite dengan Research Octane Number (RON) 90. Pertalite dengan kandungan sulfur atau belerang di angka 500 ppm (part per milion). Kemudian, ada Pertamax memiliki RON 92 dan belerang 500 ppm, sementara Pertamax Turbo RON 98 dengan komposisi sulfur 300 ppm.

Ketiga bahan bakar tersebut memang tampak memenuhi kriteria, di mana RON sudah ada di atas 92. Namun, jika melihat standar kandungan sulfur yang menjadi salah satu penyumbang polusi udara, masih ada di atas 300 ppm. Padahal dari standar yang dijelaskan pihak Kementerian LHK, maskimal kandungan sulfur BBM Euro IV 50 ppm dan RON minimal 92.

“Kuncinya bukan di RON tapi di sulfur, karena RON untuk kompresi mesin. Memang betul kalau RON tinggi pembakaran bagus, tapi Sulfur tidak bisa dibakar, kalau pun bisa tetap saja menjadi SOx (Sulfur Oksida), dan tetap juga menjadi pencemar udara, mau dibakar pakai apapun,” ujar Dasrul Chaniago, Direktur Pengendalian pencemaran udara Kementerian lingkungan hidup kepada KompasOtomotif, Senin (3/4/2017).

Salah satu persoalan pokok dari implementasi standar emisi Euro IV, yaitu penyediaan bahan bakar, terlepas dari kesiapan industri otomotif sendiri. Sejak ditandatangani pada 10 Maret 2017, aturan ini akan berlaku 18 bulan ke depan untuk mesin bensin), dan empat tahun kemudian buat mesin diesel.

Mengenai kesiapan, pihak Pertamina mengaku baru bisa memasok bahan bakar Euro IV ketika kilang-kilangnya rampung di upgrade, pada 2021 dan paling lama 2025. Padahal kebutuhan paling dekat harus dipenuhi pada pertengahan 2018.

“Teknologi kilang kan sedang kami upgrade. Kami prinsipnya mengkuti aturan pemerintah. Kalau memang ditugaskan untuk menyiapkan, ya akan kami siapkan,” ucap  Afandi, Vice President Retail Fuel Marketing Pertamina kepada KompasOtomotif, ketika ditanyakan mengenai kemungkinan impor, Selasa (4/4/2017).

Afandi tidak menjelaskan lebih rinci, terkait dengan kemungkinan berapa jumlah bahan bakar berkualitas Euro IV yang akan diimpor. “Pastinya kami sudah menyiapkan bahan bakar bagus sekarang, di antaranya Pertamax dan Pertamax Turbo (yang sudah ada saat ini), dan yang paling siap adalah Pertamax Turbo,” tutur Afandi.

Bestprofit 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar