Selasa, 18 April 2017

Singapura terbesar beri utang ke RI, tembus Rp 674 triliun

Bank Indonesia (BI) melansir data terbaru mengenai posisi utang luar negeri Indonesia | PT Bestprofit Futures Equity

PT Bestprofit Futures Equity

Dari sisi negara, Singapura tercatat sebagai pemberi utang terbesar ke Indonesia dengan total mencapai USD 50,72 miliar atau setara dengan Rp 674 triliun. Selanjutnya disusul oleh Jepang dengan total utang mencapai USD 30,62 miliar. China saat ini juga cukup besar memberi utang ke Indonesia dengan nilai mencapai USD 14,79 miliar dan disusul oleh Hong Kong sebesar USD 11,77 miliar. Kemudian Amerika Serikat sebesar USD 11,04 miliar.

Masih banyak negara lain yang memberi utang ke Indonesia dengan nilai di bawah USD 10 miliar seperti Jerman, Belanda, Korea Selatan, Spanyol dan lain sebagainya.Sedangkan dari sisi organisasi internasional, IBRD tercatat sebagai pemberi utang terbesar dengan nilai USD 16,20 miliar. Kemudian ADB juga memberi utang sebesar USD 9,2 miliar. Selanjutnya disusul oleh IMF sebesar USD 2,6 miliar. Masih banyak organisasi lainnya seperti EIB, NIB dan lain sebagainya yang memberi utang ke Indonesia.

Bank Indonesia (BI) melansir data terbaru mengenai posisi utang luar negeri Indonesia. Per Februari 2017, utang luar negeri Indonesia tercatat sebesar USD 321,70 miliar atau setara dengan Rp 4.278 triliun (kurs hari ini). Angka utang ini naik dibanding bulan sebelumnya atau Januari 2017 yang tercatat hanya USD 320,92 miliar.

Posisi utang per Februari 2017 ini juga naik dibanding Desember 2016 yang hanya USD 316,78 miliar.Dikutip langsung dari data Bank Indonesia, sumber utang luar negeri berasal dari 3 macam kreditor. Pertama adalah dari berbagai negara dengan total USD 169,73 miliar. Kemudian dari organisasi internasional sebesar USD 30,52 miliar serta lainnya sebesar USD 121,45 miliar.

Pertumbuhan Utang Luar Negeri Pemerintah Melambat | PT Bestprofit Futures Equity

Secara keseluruhan, BI mencatat utang luar negeri Indonesia naik 2,7 persen secara tahunan menjadi US$ 321,7 miliar atau setara Rp 4.278 triliun pada Februari 2017. Pertumbuhan tersebut lebih lambat dibanding bulan sebelumnya yang mencapai 3,6 persen.Bila dilihat dari segi jangka waktu jatuh tempo, utang luar negeri jangka pendek tercatat tumbuh 17 persen atau sebesar US$ 43,6 miliar dibanding periode sama tahun lalu. Pertumbuhannya ini lebih tinggi dibandingkan Januari 2017 sebesar 14,7 persen dan 6,7 persen pada Desember 2016.

"Pertumbuhan ULN (utang luar negeri) jangka pendek ini didorong oleh meningkatnya utang dagang sektor swasta," ujar Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Tirta Segara dalam keterangan pers, Senin (17/4). Dengan demikian porsi utang jangka pendek mencapai 13,6 persen dari total utang luar negeri. Sementara itu, laju pertumbuhan utang luar negeri berjangka panjang justru menurun. Bila pada Januari tumbuh 2,1 persen, di bulan Februari lalu hanya naik 0,8 persen menjadi US$ 278,1 miliar. Adapun porsi utang jangka panjang terbesar merupakan milik pemerintah yakni US$ 159,5 miliar atau 86,4 persen dari total utang utang luar negeri.

Bank Indonesia (BI) mencatat, utang luar negeri publik (pemerintah dan bank sentral) mencapai US$ 162 miliar atau setara Rp 2.153 triliun per Februari 2017. Nominal utang tersebut naik 10,3 persen dari periode sama tahun lalu. Dengan perkembangan ini, porsi utang luar negeri publik mencapai 50,3 persen terhadap total utang Indonesia.

Meski secara nominal menanjak, laju pertumbuhan utang luar negeri publik tercatat melambat. Pada Januari 2017, pertumbuhannya sempat mencapai 12,4 persen secara tahunan, lebih tinggi dibanding kenaikan pada Desember 2016 yang sebesar 11 persen.Di sisi lain, utang luar negeri swasta masih melanjutkan tren penurunannya. Pada Februari lalu, pertumbuhannya minus empat persen ke posisi US$ 159,7 miliar atau setara Rp 2.124 triliun. Dengan perkembangan tersebut maka porsi utang luar negeri swasta menjadi 49,7 persen terhadap total utang Indonesia.

Pinjaman Luar Negeri RI Capai Rp 4.262 Triliun | PT Bestprofit Futures Equity

ULN sektor publik pada Februari 2017 tercatat sebesar 162,0 miliar dollar AS atau tumbuh 10,3 persen (yoy), lebih rendah dari pertumbuhan di bulan sebelumnya yang sebesar 12,4 persen (yoy). Sementara itu, posisi ULN sektor swasta pada Februari 2017 tercatat sebesar 159,7 miliar dollar AS atau turun 4,0 persen (yoy), sama dengan penurunan bulan sebelumnya.


Berdasarkan jangka waktu, melambatnya ULN terutama pada ULN jangka panjang. ULN berjangka panjang pada Februari 2017 tumbuh 0,8 persen (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan Januari 2017 yang sebesar 2,1 persen (yoy).

Bank Indonesia (BI), Senin (17/4), mengumumkan posisi utang luar negeri (ULN) Indonesia hingga Februari 2017 mencapai 321,7 miliar dollar AS. Dengan estimasi kurs 13.250 rupiah per dollar AS, jumlah pinjaman luar negeri, baik pemerintah maupun swasta, sudah mencapai lebih dari 4.262 triliun rupiah.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Tirta Segara menyatakan jumlah utang tersebut tumbuh 2,7 persen secara tahunan atau year on year (yoy) atau lebih lambat dibandingkan pertumbuhan pada Januari 2017 sebesar 3,6 persen yoy. “Berdasarkan kelompok peminjam, perlambatan tersebut dipengaruhi oleh ULN sektor publik yang tumbuh melambat, seiring dengan ULN sektor swasta yang tetap menurun,” kata Tirta.

Bestprofit 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar