Kamis, 06 April 2017

Indonesia-Australia Perluas Komitmen Kerja Sama Bidang Transportasi

Indonesia dan Australia berkomitmen meningkatkan hubungan dua negara | PT Bestprofit Futures Malang

PT Bestprofit Futures Malang

"10 tahun yang sudah jalan mayoritas laut dan udara khususnya safety dan security," kata Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan Republik Indonesia Sugiharjo.Menurut dia, kunjungan presiden RI Joko Widodo beberapa waktu lalu ke Australia juga membawa dampak tersendiri bagi kerjasama di bidang transportasi antar kedua negara.

Presiden membawa misi agar program Nawacita, khususnya transportasi, bisa diadopisi oleh kedua belah pihak.Forum Indonesia - Australia Transportation Forum kali ini merupakan forum yang akan merumuskan poin-poin kerja sama yang akan disepakati kedua negara.

Selain menargetkan kesepakatan dalam bentuk memorandum of understanding (MoU), forum ini juga mendorong adanya kerja sama infrastruktur dalam kaitannya dengan investasi swasta."Kami juga mendorong peran aktif BUMN dan swasta, sehingga kunjungan Menhub Australia pada Oktober 2017 nanti akan membahas mengenai forum bisnis," kata Sugiharjo.

Pemerintah Indonesia dan Australia berkomitmen meningkatkan hubungan antara kedua negara, khususnya di bidang perhubungan.Tidak hanya perhubungan laut dan udara, kerja sama tersebut kini didorong ke arah pengembangan transportasi darat.

Hal ini menjadi pembahasan utama dalam Indonesia - Australia Transportation Forum di Nusa Dua Bali, Kamis (6/4/2017).Forum ini merupakan forum bilateral antar dua negara yang khusus membahas perkembangan di bidang transportasi. Forum ini digelar tiap tahun secara bergiliran antara Indonesia dan Australia.

Kemhub tawarkan proyek transportasi ke Aussie | PT Bestprofit Futures Malang

Untuk itu, lanjut dia, dalam pertemuan tersebut, Indonesia dan Australia telah menyepakati enam hal penting untuk ditindaklanjuti.Enam butir perjanjian tersebut, di antaranya pengesahan nota kesepahaman antara Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Australia pada sektor kerja sama transportasi yang akan diteken antarmenteri kedua negara pada Oktober atau November mendatang.

Kemudian, menawarkan potensi investasi di bidang infrastruktur transportasi Indonesia, seperti pelabuhan, bandara, kereta api melalui skema KPS, pengembangan kapasitas SDM sebagai kelanjutan dari program sebelumnya untuk keselamatan dan keamanan transportasi.Selanjutnya, peningkatan konektivitas transportasi untuk mendukung program Nawacita Presiden yang memprioritaskan pembangunan dari pinggiran atau perbatasan antarnegara.

Mendorong peran aktif BUMN dan swasta dalam melaksanakan kerja sama transportasi kedua negara, serta meningkatkan perekonomian, perdagangan dan pariwisata kedua negara sebagai tujuan akhir dari kerja sama tersebut.Sugihardjo menjelaskan, pihaknya menawarkan investasi di bidang infrastruktur Indonesia, baik pelabuhan, bandara dan kereta api melalui skema kerja sama pemerintah swasta (KPS).

"Kita mendorong proyek-proyek yang sudah maju untuk diserahkan kepada BUMN atau swasta nasional, serta asing untuk berinvestasi serta menjadi operator di bidang transportasi," tuturnya.
Ia mengatakan, selama ini kerja sama antarakedua negara difokuskan untuk keselamatan transportasi, terutama untuk peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM).

"Jadi, kita perkuat bukan hanya soal safety and security, tetapi juga di sektor kereta, kaitan program KPS, nanti koordinasi dengan Asian Development Bank untuk menyiapkan proposal poyek yang feasible secara bisnis, tapi dari sudur pandang investor proyek ini juga menarik," papar Sugihardjo.

RI Tawarkan Australia Garap Bandara di Lombok Hingga Bali Utara | PT Bestprofit Futures Malang

Turut hadir dalam acara ini Deputy Secretary of Infrastructure and Regional Development Australia Department Shane Carmody dan Dirjen Perhubungan Udara Agus Santoso."MoU baru ada perluasan, tidak hanya keselamatan dan keamanan, tapi juga pembangunan infrastruktur. Karena infrastruktur adalah salah satu program prioritas Bapak Presiden Joko Widodo dan Bapak Wakil Presiden Jusuf Kalla," tambah Sugihardjo.MoU baru ini memperluas cakupan kerja sama seperti penawaran investasi bandara di selatan Indonesia."Pertemuan Indonesia-Australia ini berjalan tiap tahun dengan banyak kerja sama yang sudah berjalan 10 tahun lebih

"Kalau proyek ini bisa menarik swasta untuk berminat karena ini berlaku umum. Tak hanya nasional tapi juga swasta asing. Harus ada manfaat untuk kedua pemerintahan dan investor. Dalam rencana kunjungan kerja ke Australia, Menteri Perhubungan di Oktober atau November 2017 juga melibatkan delegasi swasta supaya business to business berjalan," tutur Sugihardjo.Pemerintah menyepakati nota kesepahaman (MoU) baru dengan pemerintah Australia.

 Dengan manfaat signifikan kedua negara maka dibuat MoU baru," kata Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan, Sugihardjo, di sela-sela acara Pertemuan Indonesia-Australia Transportation Sector Forum di Courtyard Mariot, Nusa Dua, Bali, Kamis (6/4/2017). MoU yang disusun itu meliputi transportasi darat, laut dan udara. MoU juga melibatkan pengembangan sumber daya manusia melalui capacity building, training, riset, lingkungan, SAR, manajemen data dan informasi serta investasi infrastruktur.

"Kita dorong peran serta swasta, BUMN dan asing. Proyek yang kita tawarkan bandara-bandara di dekat Australia seperti Lombok, Labuan Bajo dan Bali Utara. Lalu pelabuhan khusus cruise atau kargo, misalnya ikan segar dari Nusa Tenggara langsung ke Australia kita dorong," ujar Sugihardjo.
Secara umum, MoU ini akan mengajak peran serta Australia dan para investornya untuk membangun wilayah perbatasan di selatan Indonesia. Menurut Sugihardjo, MoU ini nantinya akan dikuatkan dengan kunjungan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi ke Australia bersama investor Indonesia.


Best Profit

Tidak ada komentar:

Posting Komentar