Selasa, 16 Mei 2017

Harga Minyak Dunia Lanjutkan Penguatan

Harga minyak dunia melanjutkan penguatannya |demo best profit
demo best profit

Namun, belum ada kesepakatan resmi soal ini dari Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan produsen non OPEC lainnya."Tekanannya sekarang berada di tangan para pejabat untuk mengimplementasikan janji ini," kata James Woods, analis investasi global di Rivkin Securities.

Woods juga memprediksi bahwa pasokan minyak akan cenderung tetap berlimpah meskipun ada perpanjangan pemangkasan produksi."Seperti yang sudah kita lihat selama enam bulan terakhir, peningkatan produksi (minyak) AS dan rekor inventori telah mnbuat penguatan (harga) cenderung terbatas dan perpanjangan (pemangkasan produksi) selama sembilan bulan untuk saat ini tampaknya tidak akan memecahkan fakta itu," ujar Woods.

Harga minyak dunia melanjutkan penguatannya pada perdagangan Selasa (16/5/2017). Penguatan ini terjadi pasca-pengumuman bersama dari Arab Saudi dan Rusia terkait dilanjutkannya pemangkasan produksi minyak hingga Maret 2018 mendatang.Mengutip Reuters, acuan harga minyak Brent berada pada level 52,05 dollar AS per barrel. Angka ini naik 23 sen atau 0,44 persen dibandingkan penutupan pada perdagangan sehari sebelumnya.

Sementara itu, acuan harga minyak Amerika Serikat West Texas Intermediate (WTI) berada pada posisi 49,10 dollar AS per barrel. Angka ini naik 25 sen atau 0,51 persen dibandingkan kemarin.
Arab Saudi dan Rusia kemarin menyatakan bahwa mereka setuju untuk memperpanjang pemangkasan produksi minyak sebesar 1,8 juta barrel per hari (bph) selama sembilan bulan hingga Maret 2018.

OPEC Perpanjang Masa 'Sunat' Produksi, Harga Minyak Naik | demo best profit

Periode yang ditawarkan kedua negara itu lebih lama dibanding opsi perpanjangan enam bulan yang direncanakan OPEC. Ini mengindikasikan bahwa pengurangan suplai minyak menjadi sulit dibanding rencana awal. Apalagi, kenaikan produksi minyak AS masih membayangi upaya yang dilakukan oleh kartel minyak tersebut.

Produksi minyak AS saat ini diperkirakan berada di posisi 9,31 juta barel per tahun untuk tahun ini. Akibatnya, kebijakan pemangkasan produksi OPEC sebesar 1,8 juta barel per hari sepanjang paruh pertama 2017 hanya bisa membawa harga minyak di bawah US$60 per barel.

Harga minyak melompat 2 persen pada perdagangan Senin (15/5) waktu Amerika Serikat setelah Arab Saudi dan Rusia menyatakan bahwa pemangkasan produksi perlu dilakukan hingga tahun 2018 mendatang. Hal ini merupakan langkah pertama di dalam kesepakatan antar anggota organisasi negara-negara pengekspor minyak (Organization of the Petroleum Exporting Countries/OPEC) untuk menyokong harga minyak lebih tinggi lagi.

Dikutip dari Reuters, Menteri Energi dari kedua negara tersebut mengatakan bahwa pemangkasan produksi perlu diperpanjang selama sembilan bulan, atau sejak Juli 2017 hingga Maret 2018. Kedua menteri berharap produsen lain mau memangkas produksi dengan volume yang sama sebelumnya.

Serangan Virus Tertutup Sentimen Minyak | demo best profit

Para analis berpendapat, kesepakatan antara Arab Saudi dengan Rusia ini juga menunjukkan semakin eratnya kerja sama kedua negara produsen minyak itu. Menteri perminyakan kedua negara mengatakan akan berkonsultasi dengan negara lain mengenai kesepakatan untuk memperpanjang angka produksi saat ini baik dengan negara anggota OPEC maupun negara non OPEC."Bagi Saudi, juga bagi para eksportir lainnya, harga rendah dapat menciptakan berbagai macam tekanan. Mereka benar-benar ingin mengatasi masalah ini," kata Daniel Yergin, Vice Chairman pada HIS Markit seperti dikutip CNBC.

"Bagi Rusia, mereka menyaksikan dana kekayaan mereka terus melorot dan pendapatan dari minyak merupakan bagian besar dalam anggaran pemerintah," lanjut Yergin.Perpanjangan kesepakatan tentang produksi ini juga diumumkan beberapa hari sebelum Presiden Donald Trump berkunjung ke Arab Saudi, merupakan lawatan pertamanya ke luar negeri, termasuk ke Israel dan Roma.

Arab Saudi perlu harga minyak yang tinggi untuk membantu mereka merealisasikan Vision 2030, rencana besar untuk mendiversifikasi perekonomiannya agar tidak hanya bergantung saja dari minyak. Salah satu hal penting dari rencana itu adalah penjualan saham perdana perusahaan minyak negara Aramco. Para analis memperkirakan, rencana itu akan semakin baik jika dilakukan dengan harga minyak tinggi.Bagi Rusia, jelas harga minyak tinggi akan membantu perekonomiannya. Tahun ini merupakan tahun pertama Rusia terlepas dari resesi.

Kenaikan harga minyak dan janji produser minyak Arab Saudi dan Rusia untuk memperpanjang pemangkasan produksi hingga 2018 menjadi faktor penting pergerakan di pasar saham. Saham terkait komoditas pun menguat. Saham-saham terkait dengan keamanan siber juga menguat. Peretas berhasil mengunci ratusan ribu komputer di 150 negara sepanjang akhir pekan lalu.Para menteri energi dari kedua negara penghasil minyak itu mengatakan, pemangkasan produksi yang akan berakhir pada bulan depan, akan dilanjutkan hingga Maret, lebih panjang dibandingkan dengan rencana dalam kesepakatan yang hanya memberikan perpanjangan selama 6 bulan.

Menteri Energi Rusia Alexander Novakk dan Menteri Energi Arab Saudi Khalid al-Falih mengumumkan hal tersebut di sela-sela pertemuan G20 di Beijing Senin (15/5) kemarin."Keputusan ini lebih berani dibandingkan dengan OPEC," kata Michael O’Rourke Chief Market Strategist pada Jones Trading di Greenwich, Connecticut seperti dikutip Reuters.OPEC akan bertemu di Wina pada 25 Mei mendatang untuk mempertimbangkan mengenai rencana perpanjangan tersebut. Minyak mentah AS naik 1,96% menjadi 48,78 dolar AS per barrel. Sementara minyak mentah jenis Brent naik 1,8% menjadi 51,76 dolar AS per barel.

demo best profit

Tidak ada komentar:

Posting Komentar