Jumat, 12 Mei 2017

ESDM ingin Kilang Bontang ditawarkan di KTT OBOR

Kementerian ESDM mengusulkan agar proyek pembangunan Kilang Bontang | Best Profit
Best profit

Thomas T Lembong, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal mengatakan, potensi investasi yang bisa diharapkan dari KTT OBOR cukup besar. Potensi tersebut bisa dilihat dari program atau investasi senilai US$ 55 miliar yang sudah diambil Pakistan dan US$ 30 miliar yang sudah didapat Malaysia.

Thomas mengatakan, jumlah investasi yang didapat kedua negara tersebut mencapai enam dan sepuluh kali lipat dari Indonesia. Pasalnya, Indonesia baru mendapatkan investasi US$ 5 miliar saja dari inisiatif tersebut. "Jadi memang ketinggalan jauh sekali," katanya.Kementerian ESDM mengusulkan agar proyek pembangunan Kilang Bontang dimasukkan dalam daftar proyek yang akan ditawarkan pemerintah untuk didanai investasi Program Pengembangan Jalur Sutra China (One Belt One Road).


Archandra Tahar, Wakil Menteri ESDM mengatakan, usulan telah diajukan dalam Rapat Koordimasi Menko Kemaritiman tentang Persiapan OBOR Summit di Kantor Menko Kemaritiman, Kamis (11/5).Archandra mengatakan, besaran investasi proyek tersebut US$ 10 miliar-US$ 15 miliar. "Kami usulkan satu itu biar fokus," katanya di Kantor Menko Kemaritiman, Kamis (11/5).

Pemerintah akan berupaya mengejar investasi infrastruktur dari China. Upaya tersebut akan dilakukan dalam pelaksanaan KTT OBOR, yang diinisiasi China untuk mewujudkan jalur sutra era modern di China pertengahan bulan ini. Presiden Jokowi dijadwalkan hadir dalam forum tersebut.

RI susun proyek infrastruktur untuk dijual di KTT One Belt One Road | Best profit

Diperkirakan, total pendanaan disiapkan untuk melancarkan inisiatif tersebut mencapai sekitar USD 300 miliar hingga USD 500 miliar, dalam satu dekade mendatang.Sebelumnya, Thomas Lembong mengatakan pemerintah tengah menyiapkan rencana terpadu investasi. Itu nantinya akan dibawa Presiden Joko Widodo untuk ditawarkan dalam KTT OBOR tersebut.

Indonesia, menurut Thomas, baru memanfaatkan sebagian kecil pendanaan terkait OBOR. Hanya sekitar, USD 5 miliar-USD 6 miliar.Tertinggal ketimbang Filipina sudah mengantongi USD 24 miliar, Malaysia USD 30 miliar, dan Pakistan USD 62 miliar.

Pemerintah tengah memersiapkan sejumlah proyek infrastruktur yang akan ditawarkan pada Konferensi Tingkat Tinggi One Belt One Road (OBOR). Pertemuan yang rencananya bakal dihadiri sekitar 29 kepala negara tersebut diselenggarakan di Beijing, China, 14-15 Mei mendatang.Terkait itu, Kementerian Koordinator bidang Kemaritiman mengadakan rapat koordinasi, Jakarta, hari ini.

Dijadwalkan hadir Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri BUMN Rini Soemarno, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Bambang Brodjonegoro, dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Thomas Lembong.Konferensi yang disebut sebagai pertemuan infrastruktur terbesar di dunia tersebut merupakan bagian dari inisiatif China membangun konektivitas di eurasia. Negeri Tirai Bambu itu ingin mengulangi kesuksesan jalur sutra, baik di darat maupun laut, pada masa lalu.

Proyek Infrastruktur Disusun RI untuk Dijual di KTT One Belt One Road | Best profit

Diprediksikan, keseluruhan pendanaan disediakan untuk memperlancar gagasan itu meraih sekitaran USD 300 miliar sampai USD 500 miliar, dalam satu dekade yang akan datang.Terlebih dulu, Thomas Lembong menyampaikan pemerintah tengah mempersiapkan gagasan terpadu investasi. Itu nanti bakal dibawa Presiden Joko Widodo untuk di tawarkan dalam KTT OBOR itu.Indonesia, menurut Thomas, baru memakai beberapa kecil pendanaan berkaitan OBOR. Cuma sekitaran, USD 5 miliar-USD 6 miliar.

Ketinggalan daripada Filipina telah mengantongi USD 24 miliar, Malaysia USD 30 miliar, serta Pakistan USD 62 miliar.” Presiden Xi Jinping pertama kalinya menginformasikan OBOR di Jakarta pada 2013, jadi begitu ironis kalau jadi kita ketinggal dalam totalitas OBOR ini, ” kata Thomas. ” Memanglah ini murni salah pendekatan selama ini, kita memanglah kurang terintegrasi, kurang pro aktif untuk menggali. Ini pastinya satu hal yang menginginkan kita benahi selekasnya. “

Pemerintah tengah memersiapkan beberapa proyek infrastruktur yang bakal di tawarkan pada Konferensi Tingkat Tinggi One Belt One Road (OBOR). Pertemuan yang gagasannya akan di hadiri sekitaran 29 kepala negara itu diadakan di Beijing, China, 14-15 Mei yang akan datang.
berkaitan itu, Kementerian Koordinator bagian Kemaritiman mengadakan rapat koordinasi, Jakarta, hari ini.

Dijadwalkan ada Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri BUMN Rini Soemarno, Menteri Rencana Pembangunan Nasional Bambang Brodjonegoro, serta Kepala Tubuh Koordinasi Penanaman Modal Thomas Lembong.Konferensi yang dikatakan sebagai pertemuan infrastruktur paling besar didunia itu adalah sisi dari gagasan China bangun konektivitas di eurasia. Negeri Gorden Bambu itu menginginkan mengulangi keberhasilan jalur sutra, baik di darat ataupun laut, pada saat lantas.

Best profit 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar