Kamis, 11 Mei 2017

Produksi dan Nilai Tukar Dolar AS Tekan Harga Minyak

Waktu Amerika Serikat seiring meningkatnya kecemasan | BestProfit
BestProfit

Produksi minyak AS sendiri telah mencapai 9,3 juta barel per hari atau meningkat 10 persen ketimbang angka pertengahan tahun lalu. Produksi negara Paman Sam itu juga diperkirakan menembus angka 10 juta barel pada 2018 mendatang, dan sekaligus memupus harapan OPEC bahwa persediaan minyak global bisa dipangkas.

Menteri Energi Arab Saudi Khalid al Falih mengatakan, OPEC akan melakukan segala cara untuk kembali menyeimbangkan pasar minyak. Salah satunya dengan memperpanjang kebijakan pemangkasan produksi hingga 2018 mendatang.Hasilnya, harga Brent berjangka LCOc1 melemah US$0,61 per barel ke angka US$48,73 per barel. Sementara itu, harga West Texas Intermediate (WTI) CLc1 turun US$0,55 per barel ke angka U$45,88 per barel.

Angka penutupan tersebut merupakan yang terendah sejak 4 Mei 2017 dan terendah kedua sejak 29 November 2016 atau tepat ketika OPEC mengumumkan pembatasan produksi di paruh pertama 2017. Harga minyak melemah pada hari Selasa, waktu Amerika Serikat, seiring meningkatnya kecemasan investor bahwa permintaan minyak akan menurun, mata uang dollar AS akan menguat, dan produksi minyak AS akan bertambah. Selain itu, pelaku pasar juga mempertanyakan kemampuan orgnisasi negara-negara pengekspor minyak (Organization of the Petroleum Exporting Countries/OPEC) dalam menyeimbangkan pasar kembali.

Dikutip dari Reuters, nilai mata uang dollar AS menguat satu persen dibandingkan mata uang lainnya. Kondisi ini menekan permintaan karena harga minyaknya relatif lebih mahal dibandingkan negara lain.Selain itu, investor juga menanti laporan terkini mengenai persedian minyak dari Energy Information Administration (EIA) AS pada Rabu pekan ini. Namun, analis memprediksi bahwa persediaan minyak mungkin akan berkurang 1,8 juta barel pada pekan lalu.

Tadi Malam, Harga Minyak Melompat ke Level US$ 47 | BestProfit

Sekadar informasi, harga minyak berjangka WTI dan Brent pada Selasa lalu ditutup di level terendah kedua sejak 29 November lalu, sehari sebelum OPEC mengumumkan bahwa pihaknya akan memangkas produksi minyak pada paruh pertama 2017.Setelah kesepakatan itu dibuat, harga minyak langsung melonjak. Namun, dalam beberapa pekan terakhir, harganya mulai tertekan.

Faktor lain yang menunjang kenaikan minyak adalah pernyataan menteri energi Algeria pada Rabu kemarin bahwa Algeria dan Irak akan memperpanjang pemangkasan produksi minyak saat pertemuan OPEC digelar pada bulan ini.Pada Senin lalu, menteri perminyakan Arab Saudi Khalid al Falih memprediksi kesepakatan pemangkasan produksi minyak akan diperpanjang hingga akhir tahun atau bahkan lebih lama lagi.

Pada transaksi Rabu (10/5) malam, harga minyak dunia melompat tinggi. Data CNBC menunjukkan, pada pukul 14.23 waktu New York, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) melonjak US$ 1,45 atau 3,2% menjadi US$ 47,33 per barel. Sedangkan harga minyak Brent naik US$ 1,44 atau 3% menjadi US$ 50,77 per barel.Kenaikan harga minyak terkerek oleh cadangan minyak Amerika Serikat yang menorehkan penurunan mingguan terbesar pada tahun ini.

Permintaan bensin, yang beberapa waktu belakangan mereda, juga rebound. Kondisi ini mendongkrak harga bensin berjangka AS sebesar 3,4% setelah laporan tersebut dirilis.
Meski demikian, sejumlah pengamat pasar minyak masih skeptis."Produksi minyak mentah AS saat ini solid di 9,3 juta barel per hari dan sepertinya akan terus bertambah. Produk penyulingan, khususnya bensin, terlihat lemah. Cukup sulit mempertahankan kenaikan," jelas John Kilduff, partner di hedge fund Again Capital di New York.

Harga Minyak Dunia Naik Dipicu Berkurangnya Stok | BestProfit

Harga minyak dunia mengalami sedikit kenaikan pada perdagangan Kamis (11/5). Harga minyak mentah Brent berada di kisaran 50,33 dolar AS per barel, naik 11 sen atau 0,2 persen dari penutupan terakhir.Sementara harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) di pasar berjangka AS diperdagangkan pada harga 47,46 dolar AS per barel, naik 13 sen atau 0,3 persen.

Dilansir Reuters, adanya perbaikan harga minyak per hari ini dikarenakan persediaan minyak mentah di Amerika Serikat (AS) menurun. Bahkan persediaan minyak mentah di Arab Saudi lebih parah yang membuat mereka akan mengurangi pasokan minyak ke kawasan Asia.

"Kami melihat adanya penurunan produksi minyak terbesar dalam persediaan tahun ini. Minggu lalu stok turun lebih dari lima juta barel. Dan sepertinya pemotongan produksi OPEC ( Organisasi Negara Pengekspor Minyak) akhirnya mulai terasa," kata Kepala Strategis Pasar pada penyedia CFD dan FX Axi Trader Greg McKenna.

OPEC dan produsen lainnya termasuk Rusia telah berjanji untuk memangkas produksi minyak mentah hingga 1,8 juta barel per hari selama paruh pertama tah‎un ini. Sejauh ini hanya ada beberapa tanda bahwa pasar global benar-benar 'mengencang' karena produsen melindungi konsumen terbesar mereka, terutama di Asia, dari efek pemotongan jumlah produksi.

Namun, setelah harga Brent turun kembali di bawah 50 dolar AS per barel pada pekan lalu, analis mengatakan bahwa produsen akhirnya merasa terpaksa untuk bertindak.

BestProfit

Tidak ada komentar:

Posting Komentar