Selasa, 16 Mei 2017

Mulai Hari Ini, Berharaplah Rezeki dari Minyak Terus Menetes

Kondisi Pumping Unit, Duri Field, PT Chevron Pacific Indonesia | demo bestprofit
demo bestprofit

Ambil contoh Arab Saudi. Masih belum lekang di benak rakyat Indonesia tentang lawatan Raja Salman bin Abdulaziz, orang nomor satu di negeri minyak tersebut pada 1 Maret tahun ini.
Setidaknya, sebagaimana Kompas.com menulis pada 1 Maret 2017, Raja Salman beserta sekitar 1.500 orang rombongannya membawa kepentingan ekonomi saat melawat ke Indonesia. Apalagi topik besarnya selain soal harga minyak yang terjun bebas?

Seperlima cadangan minyak dunia ada di Arab Saudi. Saat harga minyak dunia bertengger di puncak, patut dibayangkan, betapa uang mengalir masuk ke pundi-pundi negara itu.Persoalan muncul tatkala harga minyak turun. Laman Bloomberg misalnya mencatat bahwa Arab Saudi memperkirakan anggaran negaranya akan defisit 7,7 persen pada 2017, bernilai sekitar 198 miliar riyal. Sebelumnya, pada 2016, negara ini membukukan defisit anggaran sebesar 11,5 persen, senilai 297 miliar riyal.

Arab Saudi pun memperkirakan beragam skenario menyikapi efek anjloknya harga minyak masih akan berkembang hingga 2020. Meski sudah tak lagi menjadi 90 persen pendapatan, minyak lagi-lagi masih jadi harapan utama perekonomian Arab Saudi."PHK tenaga kerja  proyek minyak Blok Cepu tersebut bisa memunculkan kerawanan sosial," tuturnya.Sejak dua tahun silam, seturut catatan Kompas.com, harga minyak dunia, cenderung terjerembap. Pernah menyentuh angka di kisaran 100 dollar AS per barrel, harga "emas hitam" tergelincir di posisi 40 dollar AS.

Masih menurut warta Kompas.com, Sabtu (6/5/2017) lalu, harga minyak dunia tertatih menguat. Namun, paling banter, kenaikan tersebut cuma kurang dari satu digit.Harga acuan minyak Brent menguat ke level 49,60 dollar AS per barrel. Harga ini naik 26 sen atau 0,5 persen dibandingkan level pada penutupan.

Air muka Komisaris Besar Polisi (Kombespol) Yoyok Subagyono tampak serius saat menerangkan ihwal pengamanan objek vital di wilayah kerja Kepolisian Daerah Jawa Timur (Polda Jatim).
Awak media mafhum, kala itu, sebagaimana warta laman antaranews.com, kewaspadaan aparat keamanan meningkat manakala muncul kabar-kabar soal pemutusan hubungan kerja (PHK) di sektor minyak pada Blok Cepu.

Harga minyak turun akibat aksi ambil untung | demo bestprofit


Sementara itu, Menteri Perminyakan Kuwait Essam al-Marzouq mengatakan pada Selasa (16/5) bahwa dia mendukung pemangkasan pasokan sampai akhir Maret 2018, menggemakan saran dari produsen utama Arab Saudi dan Rusia pada Senin (15/5), menurut laporan media.Para investor juga terus memantau data stok minyak mentah AS, yang dijadwalkan akan rilis oleh Badan Informasi Energi AS (EIA) pada Rabu waktu setempat.Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juni, turun 0,19 dolar AS menjadi menetap di 48,66 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.

Harga minyak dunia ditutup lebih rendah pada Selasa (Rabu WIB), mengakhiri kenaikan empat hari beruntun, karena para pedagang mengambil keuntungan setelah menguat tajam baru-baru ini.
Pada Senin (15/5), harga minyak naik untuk sesi keempat berturut-turut, dengan minyak AS dan minyak mentah Brent melonjak lebih dari enam persen dalam empat sesi terakhir, setelah Arab Saudi dan Rusia mengatakan kesepakatan pemotongan minyak mentah perlu diperluas hingga 2018.

Menteri energi Arab Saudi dan Rusia mengatakan bahwa pemotongan produksi minyak mentah yang dipimpin OPEC akan diperpanjang dari pertengahan tahun ini sampai Maret 2018.Mereka mengatakan bahwa pemotongan pasokan harus diperpanjang selama sembilan bulan, sampai Maret 2018, yang lebih lama dari perpanjangan opsional enam bulan yang ditentukan dalam kesepakatan tersebut, menurut Reuters.Para menteri juga mengatakan bahwa mereka berharap produsen-produsen lainnya akan mengikuti pemotongan pasokan.

Begini Penjelasan Kenapa Harga Minyak Dunia Terus Melejit | demo bestprofit

Goldman Sachs mengatakan, pasokan tetap banyak karena ada anggota OPEC yang tidak diwajibkan mengurangi pasokan, seperti Libya dan Nigeria. Mereka memprediksi rally kenaikan harga minyak untuk kuartal ketiga 2017 bisa mencapai US$ 57 per barel.Analis investasi Rivkin Securities, James Woods, mengatakan, kendati OPEC mengurangi pasokan, stok minyak dunia akan tetap banyak. "Seperti yang telah kita lihat selama enam bulan terakhir, persediaan dan produksi AS tetap meningkat, dan pada tahap ini agak sulit menghentikannya.

" Produksi minyak AS memang terus menanjak hingga lebih dari 10 persen sejak pertengahan 2016 dengan volume 9,3 juta barel per hari.Analisis serupa juga diungkapkan Badan Energi Internasional (IEA). Lembaga ini memprediksi, kendati sejumlah negara anggota OPEC mengurangi pasokan hingga 1,8 juta barel per hari, permintaan minyak global masih lebih rendah, yakni di level 1,3 juta barel per hari. Rendahnya permintaan ini disebabkan penurunan permintaan di negara-negara konsumen minyak terbanyak seperti Amerika Serikat, Jerman, dan Turki.

Berdasarkan data IEA, permintaan minyak Amerika Serikat pada Februari lalu menunjukkan penurunan cukup besar dibanding pada empat tahun terakhir ke level 495 ribu bph. India juga diperkirakan mengurangi konsumsi bahan bakar minyak menjadi hanya 200 ribu bph. IEA memprediksi negara yang konsumsi minyaknya masih tinggi adalah Cina yang bertahan di level 425 ribu bph. 

Harga minyak dunia jenis Brent kembali naik 30 sen menjadi US$ 52,12 per barel pada Selasa waktu London. Kenaikan ini terjadi setelah produsen minyak seperti Arab Saudi, Rusia, dan Kuwait sepakat untuk mengurangi pasokan demi menahan berlebihnya pasokan secara global. Rencananya, pengurangan pasokan akan dilakukan hingga Maret 2018.Berdasarkan laporan Reuters, Selasa, 16 Mei 2017, kenaikan harga juga terjadi pada minyak mentah produksi Amerika Serikat yang mencapai 25 sen atau menjadi US$ 49,10 per barel. Kedua jenis minyak yang jadi patokan harga minyak dunia tersebut telah naik lebih dari US$ 5 per barel setelah bertengger di posisi paling rendah dalam lima bulan terakhir.

Arab Saudi dan Rusia menyetujui perpanjangan pemotongan pasokan minyak mentah 1,8 juta barel per hari (bph) selama sembilan bulan, sampai akhir Maret 2018. Menteri perminyakan Kuwait, Essam al-Marzouq, juga mendukung rencana yang diinisiasi kedua negara tersebut. Negara-negara anggota Organisasi Pengekspor Minyak Dunia (OPEC) lainnya juga diperkirakan akan mendukung langkah tersebut. Keputusan ini akan diumumkan pada pertemuan OPEC di Wina, Austria, 25 Mei mendatang.Analis Goldman Sachs mengatakan, kesepakatan tersebut mungkin akan memperpanjang rebound harga minyak. "Meskipun kenaikan harga kali ini masih lebih rendah dibandingkan dengan dampak pemotongan stok OPEC yang dilakukan tahun lalu."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar